Saya penasaran dan tanya ke Tamin, pernah tidak pada waktu sedang tugas sampai mandi air tinja.
“Nggak pernah. Biasanya Itu bukan dari septic tank itu mah. Kadang-kadang kalau karetnya copot kita bisa kesemprot. Tapi kita belum pernah sih, kan kita hati-hati ngiketnya ini, harus keras, harus bener-bener kenceng. Ini kan tendangannya keras,” kata dia.
Bagian yang paling diwaspadai agar air tinja tidak nyemprot ke luar biasanya pada waktu menembakkan air ke saluran yang sedang mampet atau ketika mengeluarkan isi tangki ke instalasi pengolahan.
“Kalau pas nyedot dari septic tank sih nggak (tidak rawan), kan airnya ngalir lewat pipa langsung ke tangki.”
Tapi kalau pun sekarang misalnya sampai kesembur kotoran manusia, bagi Tamin bukan lagi masalah.
“Ke sini - ke sini kan kita udah biasa. Kita pakai taktik. Buka septic tank, lihat isinya, udah. Setelah itu, vacuum dihidupkan, ya udah tinggal masukin selang ke septic tank. Udah itu, nyedot sendiri dia. Nggak usah dimain-mainin.”
Tapi memang untuk mencapai tingkatan hilang rasa jember pada isi septic tank membutuhkan proses.
“Sekarang mah udah kebiasaan, udah ilang dah jembernya.”
Apa syarat jadi penyedot tinja?
Baca Juga: Kisah Cinta Dua Orang Tunanetra
Dari pengalaman Tamin, untuk menjadi seorang petugas penguras tinja tidak membutuhkan kualifikasi tertentu.