Suara.com - Tenaga kesehatan tengah berjuang untuk melawan Covid-19. Pelayanan terbaik diberikan untuk menolong pasien terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu.
Sempat senang karena pasein yang dirawatnya menunjukan tanda-tanda membaik. Namun, sang pencipta punya rencana lain.
"Disitu posisi aku nyesek kaya baru kemarin ketemu saturasinya sudah bagus sekarang tiba-tiba dia sudah meninggal," kata Ayu, Rabu (7/7/2021).
Ayu (22), adalah seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ia menceritakan bagaimana dirinya tertegun ketika melihat pasien yang dirawatnya meninggal dunia. Bukan tanpa sebab, sehari sebelum menghembuskan napas terakhir, saturasi oksigen pasien itu diketahui hampir mencapai sempurna.
Perempuan asal Palembang itu menerangkan ada salah satu pasien asal Papua yang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Tidak ada keluarga inti yang berada di dekat pasien tersebut, hanya saja ia memiliki keluarga sambung di daerah Bekasi.
Pasien tersebut ditempatkan di lantai 1, selain terpapar Covid-19 ia juga memiliki penyakit penyerta yakni diabetes.
Saat masuk ke RSDC Wisma Atlet, pasien itu tidak menggunakan infus. Namun keesokannya ia harus menggunakan infus ditambah lagi saturasi oksigennya menurun sampai ke angka 88.
Ayu pun senantiasa mengecek pasien tersebut bahkan ketika sedang tidak bekerja, seringkali dirinya menitipkan pasien itu kepada teman-temannya yang sedang berjaga.
Baca Juga: Innalillahi! Hari Ini, 1.040 Pasien Covid-19 di Indonesia Meninggal Dunia
"Dipasang oksigen lah pokoknya. Kan gantian tuh shiftnya aku suka bilang ke temenku nitip dong ke timnya yang selanjutnya kalau ada apa-apa tolong dicekkin, tolong bantuin," ujarnya.
Beberapa hari sudah berlalu, Ayu dibuat kaget karena melihat saturasi oksigennya mencapai 99 seperti orang yang tidak sakit. Meski kondisinya bagus, Ayu malah menjadi cemas tanpa alasan.
Tidak ambil pusing, Ayu langsung menganggap kalau kecemasannya itu hanya pikiran negatifnya. Keesokan harinya, Ayu pun berangkat untuk dinas malam.
Saat itu ia sempat berbicara dengan kawannya soal saturasi pasien tersebut yang sudah membaik. Ayu berpikir kalau pasien itu akan segera ke luar dari RSDC Wisma Atlet.
Sempat membicarakannya, Ayu tiba-tiba ingin mengecek pasien yang berada di lantai 1. Kecemasan Ayu terbukti, yang ia lihat pasien itu sudah dibungkus kain.
"Pas aku cek itu sudah meninggal pasiennya yang kaya lagi dibungkus, lagi diiket," ucap Ayu lirih.