Perlawanan rakyat Maluku mulai terlihat pasca kembalinya Belanda untuk menjajah kedua kalinya. Saat itu juga masyarakat sekitar mempercayakan Thomas Matulessy sebagai pemipin pemberontakan terhadap Belanda.
Perlawanan yang dilakukan oleh Kapitan Pattimura dan segenap rakyat Maluku berbuah manis. Mereka berhasil merebut benteng Duustede dari pasukan Belanda. Seluruh pasukan Belanda berhasil dilumpuhkan.
Akhir Hayat Kapitan Pattimura
Pasca perebutan benteng Duustede yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura membuat pihak Belanda murka. Pada saat itu pula Belanda berhasil kembali merebut benteng tersebut dan menangkap Kapitan Pattimura. Kejadian ini menjadi malapetaka bagi bangsa Indonesia.
Setelah penangkapan, Kapitan Pattimura dibawa menuju Ambon untuk ditahan agar tidak ada lagi perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Maluku. Ditengah masa pengasingannya Kapitan Pattimura sempat dibujuk oleh Belanda agar mau bekerja untuk meraka. Namun Pattimura tetap bulat dengan tekadnya untuk memerdekakan masyarakat Maluku.
Keteguhan pendirian yang ditunjukkan oleh Kapitan Pattimura memicu kemarahan Belanda. Akhirnya, Belanda menjatuhkan hukuman mati kepada Kapitan Pattimura.
Bahkan sehari sebelum Kapitan Pattimura dieksekusi ia sempat ditawarkan lagi untuk membelot kepada pihak Belanda. Lagi-lagi Kapitan Pattimura menolak, ia tetap membela tanah air Indonesia sampai akhir hayatnya.
Kapitan Pattimura dinobatkan secara resmi sebagai pahlawan nasional Indonesia pada 6 November 1973 berdasarkan SK yang diturunkan oleh Presiden No 087/1973.
Demikian adalah ulasan tentang biografi Kapitan Pattimura dan sepak terjang berjuang bersama masyarakat Maluku. Semoga dapat memberikan pengetahuan baru untuk anda.
Baca Juga: Pangeran Antasari: Biografi Pahlawan Nasional yang Mengusir Belanda
Kontributor : Dhea Alif Fatikha