Ersa sempat merasa terpilihnya menjadi presiden asosiasi hanya karena dirinya seorang Muslim, serta sebagai pernyataan politik dari University of Melbourne menanggapi sentimen anti-Islam yang sedang berkembang.
"Tapi ketika saya bertanya kenapa saya yang dipilih dan mengalahkan mahasiswa lokal, jawabannya karena saya sudah memiliki banyak pengalaman sebagai aktivis mahasiswa di Indonesia," ujarnya.
Ersa pun membuktikan kemampuannya dalam memperhatikan kesejahteraan mahasiswa pascasarjana di Australia, termasuk memperkenalkan pemahaman perbedaan budaya di dunia kampus.
Salah satunya adalah menggagas disediakannya pilihan makanan halal dan vegetarian di setiap kegiatan kemahasiswaan.
"Sebelumnya mereka tidak pernah melakukannya, padahal mahasiswa internasional terutama dari kalangan Muslim makin banyak."
Ersa saat ini menjabat sebagai Kepala Unit Internasionalisasi di FEB Unpad dan ia mengatakan pengalamannya tinggal di luar negeri sebagai minoritas menjadi salah satu kesempatan terbaik dalam hidupnya.
"Dengan pernah menjadi kelompok minoritas di luar negeri, kita semakin paham pentingnya menghargai perbedaan dan empati bagi orang lain," kata Ersa.