Keluhan Sopir Bus Bekasi-Bandung soal PPKM: Meski Capek Tapi Ditaati Saja Lah

Senin, 20 September 2021 | 19:12 WIB
Keluhan Sopir Bus Bekasi-Bandung soal PPKM: Meski Capek Tapi Ditaati Saja Lah
Keluhan Sopir Bus Bekasi-Bandung soal PPKM: Meski Capek Tapi Ditaati Saja Lah. Ilustrasi penampakan Terminal Bekasi. [Suara.com/Imam Faisal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Selasa (20/9/2021), merupakan penentuan apakah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM Jawa-Bali kembali diperpanjang atau tidak oleh pemerintah. Status PPKM yang diklaim pemerintah untuk membatasi pergerakan orang di masa pandemi Covid-19 saban seminggu sekali diumumkan.  

Berbagai reaksi dari sebagian warga terkait tidak berkesudahannya PPKM yang menyebabkan adanya batasan aktivitas dan berdampak pada perekonomian masyarakat kecil, seperti sopir bus dan ojek pangkalan.

Salah satu sopir bus yang mangkal di Terminal Bekasi Timur menceritakan sulitnya mencari penumpang dan sesuap nasi untuk sehari-hari, ia bernama Mulyadi (48), sopir jurusan Bekasi-Bandung.

Mulyadi yang sedang istirahat di kursi para sopir sambil mengalungkan handuk good morning-nya yang belum kering itu menceritakan perbedaan keadaan yang ia rasakan akibat PPKM ini, sebelumnya kapasitas penumpang yang berisi 100 persen itu saat ini hanya setengahnya. Lalu, pendapatan pun juga pasti berbeda.

“Jelas sangat beda, hampir 50 persen menurun pendapatan di armada bus saya. Dulu penumpang bisa sampai jok depan itu, sekarang kursi dua dipakai satu orang dan kursi tiga dipakai dua orang. Dulu gampang nyari penumpang di terminal, sekarang nyari 10 orang juga susah,” kata Mulyadi saat diwawancara pada, Senin (20/09/2021).

Penyebab lainnya menurut Mulyadi adalah rasa takut penumpang akibat aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya harus menunjukan surat vaksin. Menurutnya banyak penumpang yang enggan naik bus karena belum mendapatkan kesempatan vaksin.

Penampakan pengemudi ojek pangkalan di Terminal Bekasi Timur. (Ivanka Aulia Rahmana)
Penampakan pengemudi ojek pangkalan di Terminal Bekasi Timur. (Ivanka Aulia Rahmana)

“Sebagai jasa angkutan umum sangat diragukan sekali. Saat ini para penumpang masih pada takut. Juga perihal diwajibkannya surat vaksin itu. Saya memohon kepada pemerintah agar secepatnya PPKM diselesaikan,” tambah Mulyadi.

Ia mengaku sering mengalami capek dengan aturan yang ada tetapi ia tetap menaati agar kondisi Covid-19 membaik.

“Masih, seluruh pekerja di bus saya menaati peraturan, meskipun ada rasa capek tapi ditaati saja, lah,” kata Mulyadi.

Baca Juga: Diduga Langgar PPKM, Gowes Wali Kota Malang Berujung Laporan Polisi

Sementara itu, Mulyadi mulai membahas terkait bantuan sosial dari pemerintah. Ia mengatakan belum mendapatkan bantuan tersebut. Kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin tinggi membuat Mulyadi tetap harus narik bus nya itu. Harapan Mulyadi adalah berakhirnya PPKM dan penumpang di bus nya bisa penuh kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI