Mampukah Said Iqbal Besarkan Partai Buruh Setelah Alami Kekalahan Besar di Masa Lalu?

Siswanto Suara.Com
Selasa, 05 Oktober 2021 | 14:04 WIB
Mampukah Said Iqbal Besarkan Partai Buruh Setelah Alami Kekalahan Besar di Masa Lalu?
Said Iqbal. (Suara.com/Tyo)

Suara.com - Hari ini, Partai Buruh resmi dideklarasikan di Jakarta. Organisasi politik ini didirikan oleh Muchtar Pakpahan dan Sony Pudjisasono pada tahun 2003, tetapi kemudian gagal karena kalah di pemilu. Sekarang dibangkitkan lagi dan dipimpin oleh Said Iqbal, seorang aktivis yang lama memimpin Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia.

Walaupun dengan wajah baru, struktur barisan politik tersebut tetap diwarnai tokoh lama, di antaranya Sony Pudjisasono yang duduk sebagai ketua badan pendiri.

Dalam konferensi pers di tengah Kongres Nasional IV Partai Buruh tadi, Said Iqbal yang menjadi presiden partai untuk periode 2021-2026  berkata, "Partai Buruh bukan partai dinasti. Pemiliknya bukan Sony atau Iqbal." 

Kegagalan menjegal pengesahan omnibus law Undang-Undang tentang Cipta Kerja disebut Said Iqbal menjadi cikal bakal kelahiran kembali semangat Partai Buruh.

Jika berhasil mengirimkan perwakilan di lembaga DPR, Partai Buruh akan berjuang agar sistem kerja outsourcing dihapus, kata Iqbal. Kendati demikian, perjuangan melalui demonstrasi pekerja juga tetap jalan.

Sistem kerja outsourcing hanyalah salah satu yang menjadi perhatian, sejumlah isu lain yang juga akan diperjuangkan Partai Buruh di legislatif yaitu meningkatkan upah layak, jaminan sosial hingga hak cuti.

"Perjuangan buruh tidak boleh lagi hanya di jalan-jalan, demonstrasi-demonstrasi, perjuangan Partai Buruh harus mendapat tempat dalam konstitusi negara kita. Maka partai adalah salah satu jalan yang kita pilih agar kita bisa ikut memperjuangkan suara buruh, petani, nelayan, guru, masyarakat miskin desa, kota," kata Iqbal.

Partai Buruh, kata Iqbal, seharusnya ada di Indonesia dan kuat posisinya karena negara ini sudah menjadi negara industri.

"Karena itu apa yang diamanatkan Bang Muchtar dan Bang Sony, Partai Buruh yang sudah didirikan sebelumnya kami hidupkan," katanya.

Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja dan Outsourcing Jadi Alasan Kebangkitan Partai Buruh

Sony Pudjisasono yang gagal membawa Partai Buruh menjadi partai besar berharap kelahiran kembali organisasi politik ini di bawah Said Iqbal, "menjadi tonggak sejarah dalam rangka menuju pemilu 2024."

"Kita berkeinginan tidak lagi mono serikat buruh atau mono gerakan rakyat, tapi kita ingin mengajak seluruh gerakan rakyat. Dan ini sudah dimulai dengan 11 elemen yang bergabung dan dipimpin dan kita percayakan kepada Bung Said Iqbal untuk memimpin di pemilu yang akan datang." 

Badan pendiri atau Majelis Rakyat Partai Buruh terdiri dari sebelas organisasi, yaitu Partai Buruh yang lama, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, dan Serikat Petani Indonesia.

Selain itu, Organisasi Rakyat Indonesia, Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan, Minyak, Gas Bumi, dan Umum (FSP-KEP), Federasi Serikat Pekerja Farmasi, dan Kesehatan Reformasi.

Badan pendiri lainnya, yaitu Forum Guru Honorer Tenaga Honorer dan Guru Swasta  serta Gerakan Perempuan Indonesia.

Darimana sumber dana Partai Buruh?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI