"Menimbulkan kecurigaan publik bahwa orang-orang yang sedang di sini sudah memiliki jaringan jaringan tertentu di kisaran partai politik fraksi dalam hal ini Komisi II," ungkap Ray.
Karena itu ia berharap tak ada lagi model fit and proper tes yang memiliki kampanye terselubung di masa depan.
"Mudah mudah model seperti ini di masa yang akan datang, nggak ada kampanye terselubung di dalam fit and proper tes, karena bukan komisi II tapi calon-calonnya seolah mereka mendapat semacam perlakuan emas dari anggota komisi II," tutur Ray.
Selain itu kata Ray, adanya perlakuan emas saat fit and proper tes juga menimbulkan kecurigaan bahwa orang-orang yang terpilih belum tentu murni memiliki profesional dan independen.
"Kita tarik hal yang lebih besar, munculnya kecurigaan orang bahwa mereka yang terpilih ini sebetulnya belum tentu benar-benar murni profesional dan independen, dua modal yang seharusnya dipegang diambil aparat penyelenggara Pemilu," katanya.