Karena Wei-Ling memiliki hubungan darah dengan anaknya, istrinya, Yi-Qi bisa mengajukan hak asuh secara hukum.
Namun karena prosesnya rumit dan kedua anaknya sudah hampir dewasa, mereka tidak berencana untuk menempuh jalur tersebut.
Kedua anak mereka memanggil Yi-Qi dengan nama panggilannya "Qi-Qi".
Bagi mereka, keluarga ada bukan karena ada-tidaknya ayah dan ibu, melainkan jika setiap anggota keluarga menyayangi, saling mendengarkan, dan percaya satu sama lain.
Jia-Ying mengatakan keluarga mereka merasa keluarga LGBT "lebih banyak kekuatannya daripada kelemahan".
"Tentu saja awalnya dianggap buruk, tapi saat kita punya identitas diri yang kuat, besarnya perhatian dunia pada keluarga kami bisa jadi spesial," ujarnya.
Yi-Qi mengatakan tanpa mempedulikan apakah pasangan yang membesarkan sama jenis atau tidak, orangtua harus mengajarkan anaknya untuk mencintai diri sendiri dan memiliki pola pikir sehat.
Seruan mengubah aturan
Lembaga Advokasi Hak Keluarga LGBT Taiwan mengajukan tiga tuntutan utama dalam forum yang diadakan Dewan Pembangunan Nasional tahun lalu.
Platform ini memberikan kesempatan kepada publik untuk memberikan masukan atas undang-undang yang nantinya akan diusulkan.
Baca Juga: Jadi Sorotan, Kisah Pasangan Sesama Jenis yang Hamil Anak di saat Bersamaan
Tuntutan pertama adalah bagaimana Undang-Undang Reproduksi Berbantuan, yang melindungi hak dan kepentingan pasangan tidak subur melalui inseminasi buatan, harus mencakup pasangan sesama jenis.