Ukraina Menuding Rusia Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 09 Maret 2022 | 17:47 WIB
Ukraina Menuding Rusia Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata
Prajurit Ukraina berjalan melewati patung-patung bersejarah yang dibungkus di Archcathedral Basilica of the Assumption of the Blessed Virgin Mary atau Katedral Latin di Lviv, Ukraina, Sabtu (5/3/2022). [Daniel LEAL / AFP]

Suara.com -  Ukraina menuding Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembaki rute evakuasi dari kota Mariupol yang terkepung.

Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina Oleg Nikolenko mengatakan di Twitter bahwa penembakan itu terjadi ketika delapan truk dan 30 bus sedang bersiap untuk mengevakuasi orang-orang dari Mariupol ke Zaporizhzhia.

"Gencatan senjata dilanggar! Pasukan Rusia sekarang menembaki koridor kemanusiaan dari Zaporizhzhia ke Mariupol," tulisnya.

Orang-orang di Mariupol kini kesulitan akses air, makanan, dan listrik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam sebuah pidato video pada hari Selasa (08/03) bahwa seorang anak meninggal dunia karena dehidrasi di Mariupol, menggambarkan betapa sulitnya penduduk kota itu.

Upaya sebelumnya untuk membawa warga sipil ke tempat yang aman di tengah perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II telah gagal, karena serangan baru ini.

Di kota lainnya, Sumy, terlihat bus yang penuh dengan orang berangkat ke kota-kota Ukraina lainnya pada hari Selasa (08/03).

Sebuah video yang diposting oleh biro komunikasi milik Ukraina pada hari Selasa menunjukkan orang-orang dengan tas menaiki bus.

"Kota Sumy di Ukraina diberi koridor hijau, tahap pertama evakuasi dimulai," kicau agensi tersebut di akun Twitternya.

Baca Juga: Imbas Perang Rusia-Ukraina, McDonald's Tutup Sementara Semua Gerai di Rusia

Sumy hanya berjarak 50 kilometer dari perbatasan Rusia.

Bus-bus itu menuju ke kota-kota lain di Ukraina, tetapi banyak orang yang memilih untuk melarikan diri dari negara itu.

Safa Msehli, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB, melalui akun Twitternya mengatakan bahwa 2 juta orang kini telah meninggalkan negara itu, termasuk setidaknya 100.000 orang yang bukan warga Ukraina.

Memasuki minggu kedua invasi, pasukan Rusia telah membuat kemajuan signifikan di Ukraina selatan tetapi terhenti di beberapa wilayah lain.

Tentara dan sukarelawan Ukraina membentengi ibu kota, Kyiv, dengan ratusan pos pemeriksaan dan barikade yang dirancang untuk menggagalkan pengambilalihan.

Hujan peluru dan roket terus-menerus menghantam tempat-tempat pada penduduk lainnya, termasuk di pinggiran kota Bucha di Kyiv, yang melaporkan tembakan artileri berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI