"Saat itu kami sama sekali ndak ada tabungan. Paling adanya 2 ribu hingga 5 ribu dolar saja," tambahnya.
Mereka dikenalkan kepada seorang'mortgage broker' yang juga asal Indonesiadan membantu mereka mengakses skema 'HomeStart' dari Pemerintah Australia Selatan.
"Setelah beberapa waktu, akhirnya uang muka terkumpul juga. Tak banyak, hanya sekitar 25 ribu dolar," jelas Yayan.
"HomeStart ini memang bunganya agak tinggi dibandingkan bank karena kami mendapatkan loan hampir 500 ribu dolar dengan masa kredit 18 tahun. Jadi kami membayar sekitar 1.300 dolar per dua minggu," katanya.
Setelah setahun mencari lokasi yang pas dan setahun lagi proses pembangunannya, pada bulan Maret 2020, keluarga Yayan telah memasuki rumah baru mereka.
Menurut Yayan, cicilan rumahnya memang sedikit lebih besardibanding biaya sewa rumah sebelumnya, tapi dia merasa lebih tenang karena sekarang ia membayar untuk rumahnya sendiri.
Apalagi rumahnyakini berkamar empat, sementara dulu saat menyewa selalu yangdua kamar saja.
Skema membelirumah pertama dengan dana pensiun
Bagi warga negara dan penduduk tetap yang ingin membeli rumah untuk pertama kalinya, tersedia pula skema bernama 'first home super saver' (FHSS) yang dikelola oleh kantor pajak Australia (ATO).
Melalui skema ini, seorang pekerja dimungkinkan untuk menabung uang muka pembelian rumah di dalam tabungan dana pensiun atau 'superannuation'.
Baca Juga: Ulasan Novel Home Sweet Loan: Perburuan Rumah Idaman 4 Orang Sahabat yang Berusia 31 Tahun
Sejak 1Juli 2017, pekerja dibolehkan untuk secara sukarela menabung atau istilahnya memberikan 'contributions', ke dana pensiunnya, di luar dana pensiun ditanggung oleh perusahaan.