Kalau ditambah lagi dengan sabun, 'shampoo', 'snacks' atau yang lainnya pasti jumlahnya akan lebih besar lagi. Untungnya untuk pekan ini saya tidak perlu lagi karena persediaan di rumah masih ada.
Ini daftar belanjaan saya saat itu dan sengaja ada harga per kilogram supaya Anda bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia.
Menurut situs Budget Direct, warga lajang di bawah usia 35 tahun, seperti saya, menghabiskan setidaknya AU$122 (Rp1,3 juta) untuk makanan dan minuman dalam seminggu.
Sementara rata-rata pengeluaran rumah tangga Australia sekitar AU$254.96 atau setara Rp2,7 juta per minggunya.
Belum lagi ditambah dengan biaya lain, seperti menyewa rumah serta tagihan listrik, air, telepon, asuransi, dan yang lainnya.
Sekarang, rasanya menjadi lebih masuk akal jika Pemerintah Australia ingin fokus pada tunjangan biayakebutuhan sehari-hari warganya, juga pengurangan pajak yang nilainya sebesar AU$420.
Jadi kalau ada anggapan gaji di Australia besar karenagaji per jam-nya termasukyang paling tinggi di dunia, tapi harus diingat biaya hidup di Australiajuga relatif tinggi.
Harga makanan di pasar lebih murah
Saya juga sempat membandingkan produk bahan makanan di supermarket dengan harga di pasar tradisional.
Pasar yang saya kunjungi hari itu adalah Queen VictoriaMarket, salah satu yang paling terkenal dan sering jadi tujuan pariwisata di kota Melbourne.
Baca Juga: China Masalahkan Visa Mahasiswanya yang Dibatalkan Saat Tiba di Australia
Di sana, harga bahan makanan, terutama sayur-mayur, memang lebih murah, terutama bila datang di waktu sudah mau tutup.