Mengenal Kelompok Wagner, Tentara Bayaran Rusia dalam Perang Ukraina

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 18 April 2022 | 17:03 WIB
Mengenal Kelompok Wagner, Tentara Bayaran Rusia dalam Perang Ukraina
Kapal perang Rusia Moskva tenggelam di laut hitam. [ANTARA/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Erica mengatakan meskipun pendiri kelompok ini diduga bersimpati kepada kelompok sayap kanan, namun Grup Wagner jelasbukan kelompok ideologis.

Dia mengatakan kelompok ini lebih sebagai jaringan tentara bayaran "yang terkait dengan aparat keamanan Rusia."

Tampaknya kontradiktif ketika kelompok ini digunakan di Ukraina, yang menurut Presiden Putin alasannyauntuk "menghilangkan Nazi" sana.

Beroperasi di seluruh dunia

Tentara bayaran Grup Wagner pertama kali aktif dalam pasukan pra-invasi sebelum aneksasi Rusia atas Krimea pada tahun 2014.

"Sejak itudiperkirakan mereka telah beroperasi di sekitar 30 negara, sebagian besar memperluas kegiatan konflik bayangan Rusia di Suriah, Libya, dan Afrika Barat," kata Erica Gaston.

Pemerintah AS percaya bahwa Grup Wagner dibiayai oleh oligark Rusia Yevgeny Prigozhin, yang memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah Rusia. Prigozhin telah membantah adanya hubungan dengan kelompok tersebut.

Menurut Erica dalam beberapa konflik peran Wagner sangat signifikan, misalnya di Suriah. Kelompok ini menjadi mitra taktis di darat untuk Angkatan Udara Rusia, berjuang bersama pasukan Pemerintah Assad untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai pemberontak.

"Mereka juga menjadi kekuatan penting dalam membantu pemerintah melawan kelompok pemberontak atau kelompok ekstremis di Republik Afrika Tengah dan Mali," jelasnya.

Pelanggaran HAM dan kejahatan perang

Selama delapan tahun terakhir, Grup Wagner telah dituduh melakukan sejumlah pelanggaran.

Baca Juga: Wagner, Tentara Bayaran Asal Rusia Mengapa Terkenal Kejam?

Tahun lalu, panel ahli PBB mengatakan Grup Wagner terlibat "pelanggaran berat hak asasi manusia dan pelanggaran hukum humanitarianinternasional" bersama Angkatan Bersenjata Republik Afrika Tengah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI