Korban adalah bagian dari ratusan ribu warga yang masih bertahan di kota Kharkiv di tengah situasi kemanusiaan yang semakin memburuk kata koordinator Palang Merah lokal Oleksander Lebediev.
"Warga yang masih berada di Kharkiv adalah mereka yang paling rentan," kata Lebediev ilmuwan politik berusia 24 tahun yang sekarang menjadi saksi peristiwa menyedihkan setiap hari dalam tugasnya.
"Kebanyakan sudah lansia atau terlalu lemah untuk mengungsi, atau mereka ingin tetap bersama keluarga, jadi mereka bertahan di daerah yang sangat berbahaya.
"Semua rumah di kawasan ini tidak dialiri listrik, air atau gas.'
Alla dan Viktoria bertahan di rumah
Alla Oleksiivna tidak bisa meninggalkan apartemennya. Dia tidak bisa mencari perlindungan di stasiun kereta.
Dia hanya bisa berlindung di apartemennya yang kecil tanpa banyak perlindungan dari kemungkinan serangan Rusia.
Alla tinggal di apartemen tersebut bersama putrinya Viktoria (46 tahun), mantan pegawai perpustakaan anak-anak yang sekarang tidak lagi bisa bicara atau jalan karena penyakit epilepsi kronis.
Menurut Alla, mereka terperangkap di kota tersebut karena serangan yang dilakukan Rusia, yang membuat kondisi Viktoria semakin memburuk.
"Ke mana saya harus pergi? Dia tidak bisa berjalan. Saya tidak bisa ke luar negeri bersama dia, jadi saya hanya bisa berdoa bagi adanya perdamaian," kata Alla Oleksiivna kepada ABC.
Baca Juga: Rusia Kepung Mariupol, Kuburan Massal Baru di Ukraina Terlihat Dari Luar Angkasa
Oleksander Lebediev mengatakan keluarga seperti Oleksiivnas hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.