Profil Hary Tanoesoedibjo, Konglomerat yang Perusahaannya Klaim Temukan 'Harta Karun' Tambang Batu Bara

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 11 Mei 2022 | 10:46 WIB
Profil Hary Tanoesoedibjo, Konglomerat yang Perusahaannya Klaim Temukan 'Harta Karun' Tambang Batu Bara
Taipan media dan Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo. (Antara/Aprilio Akbar)

Suara.com - Nama Hary Tanoesoedibjo menjadi sorotan publik usai perusahaan tambang miliknya, PT MNC Energy Investments Tbk berada dalam prospek yang bagus. 

PT Arthaco Prima Energy (APE) yang baru saja diakuisisi perusahaan dengan kode IATA ini diketahui menemukan cadangan 20,58 juta metrix ton (MT) batu bara. 

Ini disebut dapat menambah pundi-pundi Hary Tanoesoedibjo sebagai pengusaha. Sosoknya sendiri pasti tidak asing. 

Simak profil dan informasi selengkapnya tentang Hary Tanoesoedibjo di bawah ini.

Profil Hary Tanoesoedibjo

Bambang Hary Tanoesoedibjo lahir di Surabaya pada 26 September 1965. Ia adalah anak bungsu dengan lima saudara dari Ahmad Tanoesoedibjo yang merupakan seorang pengusaha.

Usai menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, Hary melanjutkannya dengan berkuliah di Carleton University, Ottawa, Kanada dan lulus pada 1988. Ia juga lulus S2 di tahun berikutnya dengan jurusan Business Administration di kampus yang sama.

Hary kemudian menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak, yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo (1987), Valencia Herliani Tanoesoedibjo (1993), Jessica Herliani Tanoesoedibjo (1994), Clarissa Herliani Tanoesoedibjo (1996), dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo (2000).

Karier Bisnis Hary Tanoesoedibjo

Baca Juga: Deretan Sumber Kekayaan Hary Tanoesoedibjo, Temukan 'Harta Karun' Terbaru

Hary Tanoesoedibjo merupakan pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang manajemen investasi.

Perusahaan miliknya tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring bertambahnya waktu namanya menjadi semakin besar.

Pada masa krisis ekonomi Indonesia, tepatnya pasca jatuhnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya itu banyak melakukan merger dan akuisisi. 

Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra yang diubah menjadi Global Mediacom saat keseluruhan saham sudah dikuasai.

Sejak itu, Hary mulai terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Ia kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, dimana sebelumnya sempay menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris. 

Tak sampai disitu, ia juga menduduki jabatan Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan lainnya dibawah perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI