Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!

Selasa, 17 Mei 2022 | 17:49 WIB
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap (Instagram/@kknmovie)

"tak telpone Widya, ben cepet di gawekno Proposal'e mumpung pihak kampus gurung ngerilis daftar KKN'e, gawat kalau pihak kampus wes ngerilis yo, mumpung wes oleh enggon KKN dewe" (aku telpon Widya, biar cepat di buatkan proposalnya sebelum pihak kampus merilis daftar KKN nya, bahaya jika pihak kampus sudah merilisnya. Lagian kita sudah dapat tempat KKNnya). 

Perlahan, mobil mereka pun meninggalkan jalanan hutan itu. Nur dan Ayu, kembali ke kotanya, mempersiapkan semua, sebelum mereka nanti kembali lagi. 

Pada siang hari, Nur melihat Widya dan Ayu di hari pembekalan sebelum keberangkatan KKN mereka. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya 2 orang yang turut bergabung dalam kelompok KKN mereka pun muncul, namanya adalah Wahyu dan Anton. 

Mereka kembali membicarakan semua proker dan menentukan jadwal keberangkatannya. semua anak sudah setuju, termasuk Widya, yang hampir seharian terus menceritakan, bahwa ibunya memiliki firasat yang buruk pada tempat KKN mereka itu. Nur hanya diam dan mendengar, karena di dalam dirinya ia juga merasakan hal yang sama. 

Malam keberangkatan, Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton, sudah berkumpul, perjalanan di lanjutkan dengan mobil elf yang sudah mereka sewa sebelumnya untuk mengantarkan mereka ke hutan tempat pemberhentian dimana nanti mereka akan di jemput oleh warga desa. 

Sementara Nur masih bisa melihat temanya, Widya yang memasang wajah tidak nyaman. Nur hanya bisa berdoa, bahwa mereka berangkat dengan utuh dan semoga, pulang dengan utuh juga. Akan tetapi, tidak ada yang tahu doa mana yang akan di ijabah oleh tuhan. 

Di tengah perjalanan erimis mulai turun, Nur hanya melihat ke jalanan yang lengang. Tepat di pemberhentian lampu merah, ada seseorang menggebrak kaca mobil Elf'nya. Nur begitu terkejut sampai tersentak mundur dari kursi mobil. Nur melihat pengemis tua yang terus menggebrak kaca mobil, membuat semua orang yang ada didalam mobil kebingungan. 

Termasuk si sopir yang kemudian berteriak agar lelaki tua itu berhenti sembari melemparkan uang recehan. Dari bibir orang tua itu Nur melihat ia berucap 

"ojok budal ndok" (jangan berangkat nak) suaranya terdengar familiar, seperti suara wanita tua. 

Baca Juga: 5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, KKN di Desa Penari Salip Dilan?

Namun mereka menghiraukannya, hingga sampailah mereka ditempat pemberhentian. Setelah menunggu, terlihat rentetan cahaya motor mendekat dari seberang jalan setapak, lalu Nur mengatakanya. "iku wong deso sing nyusul rek" (itu orang dari desanya yang jemput kita kawan) 

Tanpa membuang waktu, mereka pun melanjutkan perjalan. Jalanan setapak, dengan lumpur karena gerimis, pohon besar dan gelap dengan kabut disana-sini, mewarnai sepanjang perjalanan mereka. 

Saat itu, hanya terdengar suara motor berderu tanpa ada suara binatang malam atau yang lainnya. Namun, semua berubah ketika tiba-tiba saja dari jauh terdengar suara gamelan jawa. Suaranya terdengar sayup-sayup jauh. Namun, semakin lama semakin terdengar jelas. Nur pun mengamati tempat itu, kemudian aroma bunga melati tercium menyengat di hidungnya. 

Ia masih mencari, dari mana sumber suara itu terdengar. Nur kemudian melihat seorang wanita menunduk dengan melenggok-lenggokan lhernya tepat di antara rerumputan di samping jalan setapak. Dilanjtkan dengan ayunan gerakan tangan dan lenganya, yang bergerak seirama dengan suara gamelan, Nur menyadari bahwa wanita itu menari. 

Ia menari di tengah malam, di tengah  kegalapan hutan yang sunyi dan senyap. Terlihat gerakanya begitu anggun, meski motor terus bergerak melaju ke desa tukuan. Nur bisa melihat dengan jelas, ia menari dengan sangat mempesona, seakan-akan ia bertunjuk untuk sebuah panggung yang tidak bisa Nur lihat. Siapa yang menari di malam buta seperti ini. Nur pun terdiam dalam kengerian yang ia rasakan sendirian. 

Ketika motor berhenti dan sampailah di desa, Nur tidak mengatakan apapun. Ia lantas melihat pak Prabu menyambut mereka. Saat pak Prabu mempersilahkan mereka ke tempat peristirahatan selama di desa ini, Widya tiba-tiba mengatakanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI