Asal Usul Kebo Bule: Hewan yang Dikeramatkan Diarak di Malam 1 Suro

Jum'at, 29 Juli 2022 | 19:32 WIB
Asal Usul Kebo Bule: Hewan yang Dikeramatkan Diarak di Malam 1 Suro
Kirab Kerbau Bule milik Keraton Surakarta Hadiningrat pada peringatan Malam 1 Suro - asal usul kebo bule (Antara/Maulana Surya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bahkan, kotoran kebo bule sering dinanti-nanti oleh mereka. Jika kotorannya jatuh di jalan, mereka akan berebut mengambilnya untuk dibawa pulang dengan keyakinan akan memberikan berkah dan keselamatan. 

Untuk rute kirab malam 1 Suro, sama seperti tahun-tahun sebelumnya yakni dimulai dari Kori Kamandungan-Supit Urang-Gladag-Jalan Mayor Sunaryo-Kapten Mulyadi-Veteran-Yos Sudarso-Slamet Riyadi dan kembali ke keraton. 

Kenapa Disebut Kebo Bule Kyai Slamet?

Peran kebo bule Kyai Slamet sendiri menjadi sebagai simbol kekuatan yang praktis dan digunakan sebagai alat pengolah pertanian, sumber mata pencaharian dari orang-orang Jawa. 

Kyai Slamet merupakan sebuah kunjungan Raja. Secara harfiah, kunjungi Keraton Surakarta, yaitu ingin mewujudkan keselamatan, kemakmuran, dan rasa aman bagi masyarakatnya. 

Kenapa Dikeramatkan?

Sejak lama, kerbau bule ini memang dikeramatkan oleh warga Solo karena menjadi salah satu pusaka Keraton Solo. Biasanya, kerbau-kerbau tersebut hanya akan dikeluarkan oleh pihak Keraton pada perayaan-perayaan tertentu, terutama pada Kirab Malam Satu Syuro.  

Tradisi Malam 1 Suro 

Selain kirab kebo bule di Solo, terdapat sejumlah tradisi malam 1 Suro di antaranya yaitu: 

Baca Juga: Apakah Malam 1 Suro Sama dengan Malam 1 Muharram? Ini Letak Perbedaannya

1. Mubeng Benteng 

Keraton Yogyakarta juga memiliki tradisi unik pada malam 1 Suro yaitu Mubeng Beteng. Tradisi Mubeng Beteng atau disebut dengan Lampah Mubeng adalah sebuah tradisi yang dilakukan dengan cara mengelilingi Kompleks Keraton Yogyakarta. Selama berkeliling, pada abdi dalem dan sejumlah masyarakat akan melakukannya tanpa berbicara, bersuara, makan, minum atau merokok. 

2. Upacara Tobat 

Upacara Tobat adalah perayaan yang dilakukan oleh warga Bengkulu untuk menyambut datangnya Tahun baru Islam. Upacara ini dilakukan sebagai tanda untuk mengenang kepahlawanan dan meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib. Selain itu, upacara ini juga dipengaruhi dari upacara Karbala di Iran. 

3. Ledung Suro 

Ledeng Suro menjadi tradisi malam 1 Suro yang dilakukan di Magetan, Jawa Timur. Tradisi ini disebut juga dengan ritual Ngalub Berkah Bolu Rahayu yang dipercaya masyarakat setempat dapat membawa berkah. Ledug Suro  dilaksanakan mulai dari satu minggu sebelum Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Jawa. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI