Masyarakat Jawa sangat mempercaya dengan adanya hari baik maupun hari buruk dalam menentukan sesuatu. Sedangkan hari-hari di bulan Suro dianggap menjadi hari yang tidak baik untuk membangun rumah ataupun pindahan rumah. Karena, pada bulan Suro masyarakat percaya sebagai hari yang sakral dan keramat.
Jika pantangan ini dilanggar maka akan mendatangkan makhluk ghaib di dalam rumah yang ditempati. Makhluk ghaib itu dipercaya akan membayakan penghuninya.
5. Berbicara Sembarangan
Berbicara sembarangan sangat dilarang, apalagi ketika malam satu suro belum berakhir. Sejumlah masyarakat Jawa percaya, ketika seseorang berbicara sembarangab pada bulan suro atau pada saat malam satu suro, maka ucapannya akan terkabul. Khususnya ucapan yang tidak baik dan kotor.
Perbedaan Malam 1 Suro dengan 1 Muharram
Banyak masyarakat yang menganggap 1 Suro dengan 1 Muharram adalah satu peringatan yang sama. Namun ternyata, kedua hari besar itu berbeda. Meskipun keduanya jatuh pada waktu yang hampir bersamaan. Malam 1 Suro dan 1 Muharram ditentukan berdasarkan dua kalender yang berbeda.
1 Suro sendiri yaitu awal bulan dalam kalender Jawa, awal diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, seorang Raja Mataram Islam.
Sementara 1 Muharram merupakan penetapan awal Tahun Baru Islam dalam kalender Hijriyah yang pertama kali dibuat pada saat masa khalifah Umar bin Khattab.
Hal yang menjadi pembeda paling mencolok antara Malam 1 Suro dengan 1 Muharram adalah tradisi yang akan dilakukan untuk merayakan malam tersebut.
Baca Juga: Asal Usul Kebo Bule: Hewan yang Dikeramatkan Diarak di Malam 1 Suro
Jika umat Islam menganggap 1 Muharram adalah hari yang penuh kemuliaan, berbeda halnya dengan 1 Suro yang dianggap sebagai bulan mistis dan kramat oleh mayarakat Jawa.