"Di sini kejeniusan Rasulullah, menempatkan 50 pemanah di Bukit Rumat, sehingga 700 orang bisa memukul 3.000 orang," kata Rusli. Padahal pada Perang Uhud, pasukan Muslim tidak dibantu Malaikat seperti pada Perang Badar.
Pasukan kafir Quraisy pun mundur serta meninggalkan harta dan perbekalan mereka di medan perang.
Nabi saat itu memerintahkan para pemanah untuk tidak meninggalkan Bukit Rumat apapun yang terjadi, baik dalam kondisi perang maupun kalah sampai Baginda Rasulullah mengirimkan utusan dan menyampaikan kabar mereka boleh meninggalkan posnya.
Harta rampasan perang yang ditinggalkan kaum Quraisy mulai dari pedang, unta, kuda, emas dan perak menjadi rebutan pasukan Muslim, melihat kondisi tersebut juga dimanfaatkan oleh pemanah di Bukit Rumat.
Sebanyak 40 pemanah turun dari bukit hingga lupa pesan Nabi agar mereka tidak meninggalkan Bukit Rumat. Mereka beralasan bahwa pesan tersebut berlaku saat perang, sedangkan saat ini menurut mereka perang telah selesai karena pasukan musuh sudah dipukul mundur.
Kecuali sang komandan Abdullah bin Jubair dan 10 pemanah lainnya yang masih bertahan di Bukit Rumat.
Melihat situasi tersebut, komandan pasukan Quraisy saat itu, Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan membawa pasukannya berbelok dari arah belakang pasukan Islam yang tersisa di Bukit Rumat kemudian menghunjam pasukan Muslim dari depan dan dari belakang.
Terjadi kekacauan dan pasukan Muslim kocar kacir karena diserang dari dua arah, bahkan saling membunuh karena tidak diketahui mana kawan mana lawan. Terjadilah kekalahan besar saat Perang Uhud.
"Bahkan kaum kafir Quraish Mekkah bikin psywar yang menyebut Muhammad sudah mati, guna menjatuhkan mental pasukan Muslim ketika itu. Para sahabat kebingungan. Pilihan perang adalah menang atau mati syahid," ujar Rusli.
Baca Juga: Kronologi Bus Bawa Rombongan Jemaah Haji Tabrakan di Asahan
Namun, kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW dalam Perang Uhud dibantah para sahabat yang melihat langsung Rasul masih hidup.
Kabar ini membangkitkan kembali semangat pasukan Islam, namun di satu sisi, Rasulullah menjadi incaran para kaum kafir Quraisy Mekkah yang merasa saat itu mereka sudah memenangkan peperangan.
Terjadilah perang yang dahsyat, korban dari pasukan Islam pun berjatuhan. Perang ini menggugurkan 70 sahabat Nabi Muhammad SAW termasuk tujuh pahlawan Uhud.
Salah satu dari golongan muhajirin yang wafat sekaligus merupakan paman Nabi Muhammad SAW adalah Hamzah bin Abdul Muthalib.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun terluka parah dari serangan musuh. Utbah bin Abi Waqqash melemparkan potongan besi dan mengenai muka Nabi hingga, wajah beliau terluka dan salah satu gigi beliau patah.
Para sahabat bahkan srikandi melindungi Nabi Muhammad SAW yang dilarikan di goa antara Jabal Uhud. Di sana, Nabi Muhammad SAW dirawat usai Perang Uhud.