Epidemiolog dari Deakin University di Melbourne, Hassan Vally, mengatakan menggunakan masker adalah salah satu perbedaan budaya besar yang berpengaruh pada keberhasilan penanganan COVID-19 di beberapa negara Asia.
"Jelas penggunaan masker tinggi di Asia, hal yang positif serta sangat berguna dan itu disebabkan karena beberapa hal.
"Kita menganut budaya individualistis di Barat sementara di Timur budayanya berbeda.
"Penekanannya bukan pada kebebasan dan individu namun pada persatuan dan kebersamaan, mereka melihat masalah secara lebih keseluruhan.
"Jadi saya kira memang ada perbedaan budaya yang penting yang menjadi sebab keberhasilan penanganan di negara-negara Asia."
Keharusan menggunakan masker di Singapura
Di Singaoura ada keharusan mengenakan masker di dalam ruangan termasuk di perpustakaan, pasar, pusat perbelanjaan seperti mall, sekolah dan pesta pernikahan.
Dalam acara pernikahan, pengantin bisa menggunakan alat pelindung wajah namun tamu hanya boleh membuka masker ketika makan dan minum.
Menurut Associate Professor Ashley St John dari Program Penyakit Menular Singapura, pada umumnya warga menerima aturan tersebut.
"Penggunaan masker masih diperlukan dalam ruangan di luar rumah di Singapura ketika tidak sedang makan dan minum," katanya.
Baca Juga: Tips Cegah Masalah Pernapasan pada Jemaah Haji, Jangan Kendor Pakai Masker
"Dalam pandangan saya, kebanyakan warga mematuhi dan mendukung keputusan tersebut."