Perbudakan Pekerja Online Asal Indonesia di Kamboja: Jangan Mudah Percaya

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 16 September 2022 | 07:31 WIB
Perbudakan Pekerja Online Asal Indonesia di Kamboja: Jangan Mudah Percaya
Ilustrasi Perbudakan Modern. (DocPribdadi/FatsonTahya)

Ia menambahkan, untuk rute penerbangan tertentu, petugas imigrasi di bandara harus lebih jeli dan teliti dalam menanyakan calon penumpang dengan profil seperti yang diberitakan.

Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengetahui jika modus penipuan ini memanfaatkan platform mereka.

Meta mengatakan telah berbagi data dengan penegak hukum.

"Di Meta, kami telah lama melarang konten ini dan menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk menjauhkannya dari platform kami sambil juga memberdayakan orang melalui kampanye," ujarjuru bicara Meta.

"Kami sependapat dengan puluhan LSM bahwa solusi paling efektif adalah tindakan agresif oleh otoritas lokal [Kamboja] untuk menemukan dan menuntut para pelaku kejahatan keji ini."

Sementara itu, Fachri meminta para pencari kerja "supaya tidak ceroboh" seperti dirinya.

"Dulu saya terlalu mudah memercayai orang… tidak mendalami perusahaan tempat saya akan bekerja, dan langsung puas dapat jawaban tanpa penjelasan kerjanya nanti di sana seperti apa."

"Jangan mudah percaya kisah sukses, apalagi kalau ceritanya kayaknya semuanya bagus dan gampang, bayarannya mahal ... itu hampir enggak mungkin."

Pesan penting bagi jutaan pencari kerja, seperti Heru, yang untuk sementara memutuskan untuk mencari kerja di Indonesia saja.

Baca Juga: Geger Unggahan Warganet Soal Praktik Perbudakan yang Diduga Terjadi di Pondok Pesantren, Santri Dijadikan 'Pelayan'

Tambahan laporan Erin Handley, Iris Zhao, dan Angelique Lu

Baca laporannya dalam versi lain berbahasa Inggris

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI