Pemulangan "Pengantin Islamic State" ke Australia Memicu Kekhawatiran

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 13:36 WIB
Pemulangan "Pengantin Islamic State" ke Australia Memicu Kekhawatiran
Perempuan dan anak-anak asal Kobane, Suriah, yang mengungsi setelah desa mereka dikuasai ISIS. [Procyk Radek / Shutterstock.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sangat sulit bagi Mohamed Ibrahim untuk menceritakan kembali perjumpaannya dengan anggota kelompok yang menamakan diri Islamic State (IS).

Dengan berurai air mata, ayah dari tiga orang anak berupaya mengingat kembali saat delapan anggota IS menghentikan bus yang ditumpanginya di Suriah tahun 2017.

Mereka kemudian menempelkan senapan di pipinya.

"Saya mulai berkeringat. Jantung berdebar-debar," kata Mohamed.

"Para pria tersebut kelihatan sangat muda, sekitar 16 tahun umurnya. Bukan orang dewasa. Jadi saya pikir kalau mereka disuruh menembak, mereka akan menembak."

Kepulangan perempuan berwargangara Australia, yang memiliki kaitan dengan IS ke Australia, termasuk 44 anak, membuat khawatir Mohamed. 

Grup pertama, terdiri dari empat perempuan dan 13 anak warga negara Australia sudah dikeluarkan dari kamp tempat mereka tinggal untuk pulang ke Australia.

Maisaa Mhanna, istrinya, mengatakan kebrutalan IS sempat menahan langkah mereka untuk kabur.

"Seorang perempuan menolak memakai cadar dan mereka mencukur semua rambutnya di depan kami. Katanya kalau terjadi lagi, ia akan dibunuh," katanya.

Baca Juga: ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Serangan di Kuil Syiah di Iran yang Tewaskan 15 Orang

Mohamed, Maisaa dan ketiga anak mereka melarikan diri dari Suriah pada tahun 2019 dan berhasil datang ke Sydney.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI