Resesi Seks: Penyebab, Dampak dan Daftar Negara yang Dihantui

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 28 November 2022 | 15:11 WIB
Resesi Seks: Penyebab, Dampak dan Daftar Negara yang Dihantui
Resesi Seks: Penyebab, Dampak dan Daftar Negara yang Dihantui - menangis usai berhubungan seks [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Resesi seks menjadi pembahasan hangat akhir-akhir ini setelah China dikabarkan menjadi salah satu negara yang dihantui. Seberapa buruk resesi seks ini?

Bukankah jika orang enggan melakukan hubungan seksual, dapat menekan laju populasi manusia? Apakah dampak resesi seks sangat fatal bagi sebuah negara?

Untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan lengkap tentang resesi seks yang dirangkum Suara.com dari berbagai sumber.

Berbagai sumber menyebut, resesi seks di China jadi penyebab angka kelahiran terus merosot. Bahkan kabarnya diprediksi akan kembali mencetak rekor penurunan pada tahun ini.

Mengutip dari berbagai sumber, per tahun 2021, angka kelahiran berada di 7,52 per 1.000 individu, hal tersebut merupakan angka terendah yang terjadi di negara tersebut sejak tahun 1949. Data terbaru di tahun 2022 menyebutkan bahwa angka mencapai 11,5 persen lebih rendah dari tahun lalu.

Menurut ahli, resesi seks di China disebabkan oleh permasalahan ekonomi. Banyak wanita disana menganggap pernikahan dan memiliki keluarga bukanlah suatu hal yang penting.

Penyebab Resesi Seks

ilustrasi pasangan bertengkar.[freepik.com/freepik]
ilustrasi pasangan bertengkar.[freepik.com/freepik]

1. Menemukan 'kesenangan' lain

Dikutip dari The Atlantic, baik pria maupun wanita di Amerika mengalami peningkatan aktifitas masturbasi, dari tahun 1992 hingga 1994. Hal serupa terjadi di negara China dan Jepang.

Baca Juga: 5 Posisi Seks yang Aman Bagi Orang dengan Gangguan Pernapasan

Bahkan anak muda di Jepang menganggap seks adalah kegiatan "melelahkan". Alhasil, pengguna situs porno pun meningkat.

2. Menganggap aktivitas seks menyakitkan

Dalam sebuah penelitian di tahun 2012 oleh Debby Herbenick, seorang peneliti aktivitas seks di University of Indiana di Bloomington, terdapat sebanyak 30 persen wanita merasakan sakit saat terakhir kali mereka melakukan hubungan seksual.

3. Masalah ekonomi

Ahli epidemiologi Swedia, Peter Ueda menganalisis data 4.291 pria dan 5.213 wanita di Amerika Serikat. Hasilnya antara tahun 2000-2018, penurunan kegiatan seksual terjadi.

Pria dengan pendapatan lebih rendah atau tidak bekerja cenderung lebih tidak aktif secara seksual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI