Sebagai suku terbesar di Indonesia, suku Dayak memiliki beragam tradisi yang unik dan berbeda dari suku lainnya. Berikut ini beberapa tradisi unik suku Dayak:
1. Telingaan Aruu
Tradisi pertama suku Dayak yaitu telingaan Aruu atau tradisi Suku Dayak memanjangan telinga. Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun. Untuk dapat memanjangkan teling, mereka harus menggunakan anting-anting yang berbentuk gelang besar dan terbuat dari tembaga. Anting-anting berukuran besar jika dalam bahasa kenyah disebut dengan belaong.
2. Kwangkey
Kwangkey atau Kuangkay adalah upacara kematian yang masih dilakukan oleh sub etnis Suku Dyaka Benuaq yang mendiami hutan pedalaman Kalimantan Timur. Adapun tradisi ini berasal dari kata ke dan angkey. Ke artinya adalah melakukan ataupun melaksanakan, sementara angkey adalah bangkai.
Berdasarkan istilah bahasa daerah setempat, Kwangkey memiliki makna membuang bangkai. Atau jika dimaknai secara lebih sederhananya adalah melepaskan diri dari duka dan mengakhiri masa berkabung karena ditinggal orang terdekat.
Adapun upacara adat tersebut dilakukan untuk menghormati dan memuliakan para roh leluhur yang sudah meninggal. Setelah upacara kematian dilakukan, diharapkan roh leluhur mendapatkan kebahagiaan dan juga tempat layak di akhirat sana.
3. Kaharingan
Tradisi Suku Dayak selanjutnya adalah Kaharingan. Kaharingan merupakan kelompok agama Hindu yang kemudian dikenal sebagai Hindu Kaharingan. Akan tetapu seiring berkembangnya zaman, sebagian masyarakat suku Dayak yang merubah agama Kaharingan menjadi Budha versi Tionghoa. Selain itu, ada beberapa pemeluk agama Islam yang terbentuk karena perkawinan dengan Suku Melayu.