Artinya: “Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci” (HR. Muslim, no. 594).
3. Doa memohon ampun dari segala dosa
Allhumma inn as’alukal ‘afwa wal ‘fiyah fid dni wad duniy wal khirah. Walhamdulillhi rabbil ‘lamn.
Artinya, “Ya Allah, sungguh, aku memohon kepada-Mu maaf dan kekuatan pada agama, dunia, dan akhirat. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,” (Lihat Perukunan Melayu, [Jakarta, Alaydrus: tanpa tahun], halaman 51-52).
4. Doa memperbaiki diri
Allhummahdin li ahsanil akhlq. L yahd li ahsanih ill anta. Washrif ‘ann sayyi’ah. L yashrifu ‘anni sayyi’ah ill anta.
Artinya, “Ya Allah, bimbimbinglah diriku pada akhlak paling terpuji karena tidak ada yang dapat membimbing kepadanya kecuali Engkau. Palingkanlah aku dari akhlak yang buruk karena sungguh tidak ada yang dapat memalingkannya dariku kecuali Engkau.”
5. Doa memohon dijauhkan dari segala maksiat
Allhumma inn nas’alukat taubata wa dawmah, wa na‘dzu bika minal ma‘shiyati wa asbbih, wa dzakkirn bil khaufi mina qabla hujmi khathartih, wahmilhu aln najti minh wa minat tafakkuri f thar’iqih, wamhu min qulin halwata majtabainhu minh, wastabdilh bil karhati lah wat thama‘I li m huwa bi dhiddih.
Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu kami meminta pertobatan dan kelanggengannya. Kepada-Mu, kami berlindung dari maksiat dan sebab-sebabnya. Ingatkan kami agar takut kepada-Mu sebelum datang bahaya maksiat. Bawakan ketakutan itu untuk menyelamatkan kami dari maksiat dan dari pikiran di jalanan maksiat. Hapuskan kelezatan maksiat yang kami pilih dari hati kami. Gantikan kenikmatan itu dengan rasa tidak suka dan keinginan terhadap lawanan maksiat,” (Lihat Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 100).
6. Doa memohon syafaat bagi kedua orang tua
Allhummaghfir l dzunb, wa li wlidayya warhamhum kam rabbayn shaghran, wa li jam‘il mu’minna wal mu’minti, wal muslimna wal muslimt al-ahy’I minhum wal amwti, wa tbi‘ baynan wa baynahum bil khayrti. Rabbighfir warham wa anta khayrur rhimna, wa l hawla wa l quwwata ill billhil ‘aliyyil azhmi, wa shallallhu ‘al khayri khalqih sayyidin muhammadin wa lih wa shahbih wa sallama. Subhna rabbika rabbil ‘izzati ‘an m yashifna, wa salmun ‘alal mursalna, wal hamdulillhi rabbil ‘alamn.
Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku dan kedua orang tuaku. Kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasuhku ketika kecil, (ampunilah dosa) orang beriman dan orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, yang masih hidup dan yang sudah wafat. Iringilah kebaikan antara kami dan mereka. Tuhanku, ampunilah dan kasihilah. Sungguh, Kau sebaik-baik pengasih,–Tiada dan upaya kecuali berkat Allah yang maha tinggi dan maha agung. Salam sejahtera untuk sebaik-baik makhluk-Nya, Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya,–Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,” (Perukunan Melayu, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa tahun], halaman 55).
7. Doa meminta kebaikan
Allâhumma innî as’aluka khaira hâdzal yaum, fathahu, wa nashrahu, wa nûrahu, wa barakatahu, wa hudâhu. Allâhumma innî as’aluka khaira hâdzal yaum wa khaira mâ fîhi wa khaira mâ qablah, wa khaira mâ ba’dah. Wa a‘ûdzubika min syarri hâdzal yaum, wa syarri mâ fîhi wa syarri mâ qablah, wa syarri mâ ba’dah