Ketua KPK Ungkap Sulitnya Tangkap Lukas Enembe, Sampai Harus Intai Jumlah Katering Nasi Bungkus

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 16 Januari 2023 | 08:25 WIB
Ketua KPK Ungkap Sulitnya Tangkap Lukas Enembe, Sampai Harus Intai Jumlah Katering Nasi Bungkus
Ketua KPK Firli Bahuri memberikan pernyataan saat konferensi pers terkait penahanan Gubernur Papua Lukas Enembe di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto,]

Intai Jumlah Nasi Bungkus Pesanan Lukas Enembe

Tersangka dugaan kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Lukas Enembe dibawa petugas KPK untuk dihadirkan saat konferensi pers terkait penahanannya KPK di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto,]
Tersangka dugaan kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Lukas Enembe dibawa petugas KPK untuk dihadirkan saat konferensi pers terkait penahanannya KPK di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto,]

Salah satu cerita unik dalam proses penangkapan Lukas Enembe oleh KPK diungkap oleh Menkopolhukam Mahfud MD. Di mana di tengah sulitnya menangkap Lukas Enembe, penyidik menemukan celah.

Diketahui, sejak KPK menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi pada 5 September 2022 lalu, massa pendukung Lukas kerap berkumpul, salah satu titik adalah di kediamannya.

Karena itu, KPK memilih mengulur waktu dengan tidak langsung menangkap Lukas di rumahnya sebagai upaya menghindari konflik dengan pendukungnya.

Di sisi lain, Lukas harus memasok logistik bagi para pendukungnya yang disebut Mahfud kerap berjaga di rumahnya. Di situlah, penyidik menemukan celah untuk memantau kondisi, serta jumlah massa pendukung Lukas.

Dalam salah satu tayangan di media televisi nasional, Mahfud MD mengatakan, penyidik memiliki data katering untuk orang-orang yang berkumpul di kediaman Lukas Enembe.

"Kita punya data dari katering untuk makan yang suka duduk di depan rumah (Lukas Enembe)," kata Mahfud.

Dengan data katering itu, menurut Mahfud, aparat bisa memantau jumlah orang dan penjagaan di rumah Lukas Enembe.

"Hari pertama dia (Lukas Enembe) beli nasi bungkus misalnya 5.000, besoknya turun 3.000, terakhir tinggal 60, ini sudah enggak ada orang yang jaga di sana," kata Mahfud.

Baca Juga: Ada Jual Beli Senpi, Pakar Duga Aliran Dana Lukas Enembe Berkaitan dengan UUD Pendanaan Terorisme

Dengan keberadaan massa yang makin menurun tiap hari, KPK dibantu Polda Papua dan BIN Papua selanjutnya merancang operasi untuk menangkap Lukas Enembe.

Hingga akhirnya Lukas Enembe bisa ditangkap saat berada di sebuah restoran di Abepura pada 10 Januari 2023 lalu. Saat itu, Lukas disebut-sebut hendak kabur ke luar negeri.

Tak lama usai ditangkap Lukas langsung diterbangkan menuju Jakarta dan akhirnya resmi ditahan sebagai tersangka untuk 20 hari pertama mulai 5-24 Januari 2023 di Rutan KPK pada Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Selain itu, KPK juga telah mengajukan pencegahan ke luar negeri lewat Direktorat Jenderal Imigrasi terhadap istri Lukas Enembe, Yulce Wenda, serta empat orang lainnya yakni Lusi Kusuma Dewi, Dommy Yamamoto, Jimmy Yamamoto dan Gibbrael Isaak yang merupakan pihak swasta.

Kelima orang yang dicegah bepergian ke luar negeri itu sampai saat ini masih berstatus sebagai saksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI