"Saya dinesoni wong sakmono akehe, sak Indonesia, sak donya (daya dimarahi orang banyak, se-Indonesia, sedunia -red)," ungkapnya.
"Itu bisa perintah Allah, memang Allah merintah saya sebagaimana peristiwa yang dulu-dulu, tau Allah memberi hidayah kepaa saya kemudian saya maintain, atau Allah istidraj atau mbombong saya, atau Allah menyesatkan saya, atau Allah meninggalkan saya," Cak Nun mengakui.
Namun, Cak Nun mengatakan bahwa dari kejadian tersebut ia jadi lebih berserah kepada Allah dan menyiapkan segala sesuatu.
"Kalau Allah nggak mengizinkan kan aku ora mecotot metu (tiba-tiba ngomong) jadi saya tawakkaltu alallah, terserah kepada Allah, tapi siap menghadap segala sesuatunya," ungkap Cak Nun.
Sebelumnya, ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi seperti Firaun dipersoalkan oleh Guntur Romli.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun dalam potongan video tersebut yang juga ditweet akun Muhammad Guntur Romli @GunRomli.
Tak hanya itu, dalam video tersebut, Cak Nun juga menyebutkan, bahwa seluruh sistem, perangkat dan alat-alat politik juga sudah dipegang mereka semua (Jokowi, Antoni Salim dan 10 naga serta Luhut).
"Negara kita sesempurna dicekel (dipegang-red) Firaun, Haman dan Karun. Itu seluruh sitemnya, perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun," ungkapnya.
Baca Juga: Cak Nun Sebut Jokowi Firaun Dan Luhut Binsar Panjaitan Bak Haman, Harus Bijaksana