Suara.com - Polisi membeberkan peran tiga tersangka pembunuhan berantai atau serial killer Wowon Erawan alias Aki (60) dan dua partner incrime-nya Solihin alias Duloh (63) serta M. Dede Solehuddin (35). Dari hasil penyelidikan dan penyidikan, terungkap Duloh berperan sebagai eksekutor yang membunuh delapan orang dari total sembilan korban tewas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan korban yang dibunuh tersangka Duloh yakni; Halimah, Noneng, Wiwin, Bayu, Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, M Riswandi dan Farida.
"Solihin alias Duloh sebagai eksekutor," kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1/2023).
Sedangkan satu eksekutor lainnya ialah Noneng mertua Wowon. Noneng berperan sebagai eksekutor pembunuh Siti atas perintah Aki Wowon.
Adapun peran dari Wowon yakni sebagai pihak yang mengiming-imingi penggandaan uang terhadap dua tenaga kerja wanita atau TKW bernama Farida dan Siti. Keduanya tewas dibunuh usai ditipu Wowon cs mencapai Rp 1 miliar.
"Peran Wowon alias Aki ini bagaimana mengiming-imingi, menjanjikan, mencari para korban sehingga mau menyerahkan barangnya," ungkap Trunoyudo.
Sementara peran tersangka Dede ialah turut serta membantu Wowon dan Duloh dalam melancarkan aksi kejahatannya. Mulai dari menyiapkan galian untuk kuburan korban hingga menampung uang hasil setoran kedua korban TKW.
Hingga kini, kata Trunoyudo, penyidik masih mendalami peran hingga motif dalam kasus ini secara scientific crime investigation. Dalam pelaksanaannya dengan melibatkan ahli interprofesi.
"Kesimpulan itu belum bisa kita simpulkan karena ini sangat dinamis," kata dia.
Aksi Wowon Cs Diduga Terjadi Sejak 2016
Sebelumnya terungkap fakta baru di balik kasus serial killer Aki Wowon Cs. Dari hasil penyelidikan dan penyidikan ditemukan fakta bahwa kasus pembunuhan ini diduga berawal terjadi pada 2016.
Trunoyudo menjelaskan korban pertama dalam kasus ini diduga ialah Halimah istri Aki Wowon. Ketika itu Duloh membunuh Halimah tanpa sepengetahuan Aki Wowon.
"2016 terhadap korban Halimah yang dimakamkan di Cililin, Bandung Barat pada saat itu diduga sakit diserahkan kepada pihak keluarga kemudian dimakamkan," kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1/2023).
Trunoyudo mengatakan penyidik tidak menutup kemungkinan akan melakukan ekshumasi terhadap makam Halimah. Hal ini dilakukan untuk mendalami penyebab pasti daripada kematiannya.
"Dalam hal ini proses penyelidikan belum terhenti, tidak menutup akan dilakukan ekshumasi penyebab kematian," katanya.