Contoh Ceramah Bulan Rajab, Bisa untuk Khutbah Jumat

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 26 Januari 2023 | 07:30 WIB
Contoh Ceramah Bulan Rajab, Bisa untuk Khutbah Jumat
Ilustrasi Masjid - contoh ceramah bulan Rajab (Freepik)

Suara.com - Bulan Rajab merupakan salah satu bulan dalam kalender Islam yang memiliki keistimewaan. Maka dari itu, dalam kajian atau khutbah jumat, pembahasan seputar bulan Rajab kerap disampaikan. Lantas, adakah contoh ceramah bulan Rajab?

Pasalnya, pada bulan tersebut terjadi peristiwa Isra Miraj Nabi SAW. Memberikan ceramah tentang kebaikan di bulan Rajab ini tentunya akan mendapat pahala dari Allah SWT. Melansir dari situs NU Online, berikut ini contoh ceramah bulan Rajab yang bisa kamu jadikan inspirasi.

Judul: "Memutihkan’ Kepribadian di Bulan Rajab"

Jamaah shalat yang dimuliakan Allah SWT

Alhamdulilah hari ini kita semua masih bisa menikmati bulan yang mulia, yakni bulan Rajab. Rajab merupakan bulan penuh rahmat, barokah, anugerah, serta kebaikan dari Allah SWT. Dalam kitabnya, Ibnu Rajab mengajurkan agar kita senantiasa bertaubat di bulan penuh keistewaan ini. Beliau jug menyampaikan, “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.” Untuk lebih jelasnya, bulan Rajab ini merupakan bulan yang dianjurkan  untuk berhijrah. Misalnya, hijrah dari hal-hal jelek menuju hal-hal baik, hijrah dari kata-kata yang penuh kebencian ke kata-kata yang penuh kesantunan, hijrah dari akhlak buruk ke akhlak terpuji.

Jamaah shalat yang berbahagia

Perlu disampaikan, Islam merupakan agama yang selalu mengajarkan al-akhlaq al-karimah. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SAW untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ini tertulis dalam hadis yang diriwayatkan Imam Baihaqi yang bunyinya:

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR Imam al-Baihaqi).

 Lantas, bagaimana pengertian akhlak? Disebutkan oleh Imam al-Ghazali, akhlak merupakan perangai kejiwaan yang jadi sumber berbagai perbuatan secara spontan. Sifat/perangai kejiwaan yang melahirkan perbuatan terpuji secara syari dan logis, dinamakan sebagai akhlak mulia. Sedangkan, sifat kejiwaan yang melahirkan perbuatan tercela, dinamakan sebagai akhlak tercela.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan, Tata Cara hingga Doa Berbukanya

Akhlak selalu memiliki keterikatan dengan perilaku yang melekat sebagai habbit (kebiasaan) pada diri seseorang. Jika seseorang berbuat suatu hal di luar kebiasaannya, itu artinya bukan perangai sikapnya. Contohnya, orang yang biasa bersikap kaku dan tak ramah tapi kemudian memberikan senyuman/sapaan, ini jelas bukan sopan santun, tapi karena adanya kepentingan serta modus yang menuntutnya untuk bersikap ramah.

Meski demikian, akhlak bisa diubah dan diperbaiki, karena jiwa manusia telahir dengan sempurna atau proses menuju sempurna. Hijrah bisa dilakukan dengan adanya pendidikan serts pembinaan pada sikap maupun perilaku positif. Pembiasaan bisa dilakukan dengan menggunakan metode berbalik. Seperti halnya sifat kaku yang dapat diubah dengan bersikap ramah, kata-kata penuh kebencian dapat diubah dengan kata-kata penuh kebaikan, sikap keras kepala dapat diubah dengan bersikap luwes dan moderat. Proses pembiasaan ini mungkin memang tidak dapat dilakukan secara instan, akan tetapi memang membutuhkan waktu, kerja keras, perjuangan, dan tentunya kesabaran yang tinggi.
 
Jamaah shalat yang dicintai Allah SWT

Bagaimana kira-kira implementasi dari al-akhlaq al-karimah? Maka kembali kepada Nabi SAW, karena beliau adalah suriteladan yang baik dalam berakhlak mulia. Ada banyak ajaran beliau mengenai akhlak mulia. Hal ini seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud yang bunyi hadisnya: 

“Tidak halal seorang Muslim menyakiti orang Muslim lainnya.”

Selain itu, Imam al-Bukhari juga meriwayatkan hadits yang bunyinya:

“Tidak beriman dari kalian hingga mencintai saudaranya sebagimana mencintai diri sendiri.” 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI