Peneliti Balai Litbang Agama Semarang Kemenag, Moh Hasim dalam artikelnya yang bertajuk Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia, menjelaskan Syiah dari segi bahasa atau etimologi merupakan pengikut, pecinta, pembela yang ditujukan kepada ide, individu, ataupun kelompok-kelompok tertentu.
Dalam arti lain, Syiah juga diartikan sebagai Tasyayu yang berarti patuh atau mentaati secara agama dan mengangkat kepada orang yang ditaati dengan penuh ketulusan serta tanpa adanya keraguan.
Penggunaan kata Syiah ini banyak juga disinggung dalam Al-Quran dan juga literatur-literatur lama. Dalam Al-Quran disebutkan dalam surat Ash-Shaaffaat ayat 83 yang memiliki arti:
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar sebagai pendukungnya (Nuh)”
Kata Syiah sendiri sudah dikenal sejak awal peradaban Islam sebagai sebuah identifikasi pada kelompok-kelompok yang mengidolakan seseorang sebagai tokoh.
Adapun secara terminologi, Syiah berarti kelompok aliran atau paham yang mengidolakan Ali bin Abi Thalib ra, dan juga keturunannya meliputi Imam-Imam atau para pemimpin agama dan juga umat setelah Nabi Muhammad.
Ada juga yang mengartikan bahwa Syiah merupakan kaum muslimin yang menganggap bahwa penggantian Nabi Muhammad SAW merupakan hak istimewa yang dimiliki oleh keluarga nabi dan mereka yang memiliki ilmu di bidang pengetahuan dan kebudayaan Islam atau ahlul bait.
Quraish Shihab juga sempat memberikan definisinya tentang Syiah, ia mendefinisikan Syiah sebagai mereka yang mengikuti Sayyidina Ali ra dan percaya bahwa ia merupakan Imam setelah Rasul Saw. Mereka juga percaya bahwa imamah tidak keluar dari beliau serta keturunannya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Damri Buka Rute Bandung-Bandara Kertajati, Segini Tarifnya