Terkait peran wanita, Kiai Aqil Siradj mengutip banyak hadits. Ia menyabut, ibu adalah madrasah pertama yang mendidik generasi bangsa, banyak juga perempuan menjadi pejuang.
"Mari pertahankan kerukunan berkebangsaan, lintas budaya, lintas agama. Kesadaran beragama. Membangun iman harus dari diri sendiri. Hati selalu hadir bersama Alloh," katanya.
"Tinggi akhlak akan dihormati. Mari bangun akhlaqul karimah dan tetaplah berjuang bersama Mursyid thoriqoh Shiddiqiyyah," pungkas Kiai Aqil Sirodj.
Dalam kegiatan ini juga ditampilkan atraksi dari Perguruan Pencak Silat Cimande dan santunan untuk kaum dhuafa. Saat penutupan acara diumumkan hasil shodaqoh spontanitas berjumlah Rp200 juta. Acara tersebut pada tahun depan akan diadakan di Bengkulu.
Pertemuan yang juga dihadiri Sang Mursyid Shiddiqiyyah, Syech Muchtarullohil Mujtaba Mu’thi kemudian Kh Aqil Sirodj, Mutasyar PBNU dan sejumlah pejabat pemerintahan dan militer.