Namun, pertemuan kedua mereka di Hanoi pada 2019 berakhir tanpa kesepakatan akibat ketidaksepakatan terkait pelonggaran sanksi dan konsesi yang bersedia diberikan oleh Korea Utara.
Pada Juli tahun lalu, Trump mengklaim bahwa Kim mungkin merindukan dirinya, seraya menambahkan, "Menyenangkan memiliki hubungan baik dengan seseorang yang memiliki banyak senjata nuklir."
Dalam komentar resmi yang dirilis pada periode yang sama, Korea Utara menyatakan bahwa meskipun Trump berupaya menampilkan hubungan pribadi yang istimewa dengan Kim, kepemimpinannya tidak membawa perubahan nyata selama masa jabatan pertamanya.
Pyongyang juga menegaskan bahwa siapa pun yang memimpin AS, dinamika politik di Washington yang didominasi konflik antarpartai tetap tidak berubah, sehingga mereka tidak terlalu memperdulikan perkembangan di AS.