5 KM Lewati Hutan Demi Sekolah, Mimpi Siswi Lebak Terancam Pupus karena Tak Punya Sepatu-Alat Tulis

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 15 April 2025 | 07:46 WIB
5 KM Lewati Hutan Demi Sekolah, Mimpi Siswi Lebak Terancam Pupus karena Tak Punya Sepatu-Alat Tulis
Siti Fatimah Juhro siswa SMPN 1 di Kabupaten Lebak bersama orangtuanya Junaedi yang menderita kebutaan kedua matanya sehingga tidak bisa melihat secara permanen. (ANTARA/Mansur)

Suara.com - Siswa SMPN dan SDN di Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan bantuan sepatu dan alat tulis. Kekinian orang tua mereka tak mampu membeli peralatan sekolah setelah mengalami gangguan penglihatan.

Junaedi (40), orang tua siswa warga Kampung Cipasung Barat, Desa Sukarendah Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengatakan dirinya kekinian sangat mengharapkan ada pertolongan.

"Kami berharap adanya bantuan agar anaknya itu bisa melanjutkan pendidikan," kata dia seperti diberitakan Antara, Senin (14/4/2025).

Ia menuturkan, anaknya bernama Siti Fatimah Jahroh kini duduk di bangku SMPN 1 Cikulur, Kabupaten Lebak, kelas 1.

Untuk sekolah Fatimah harus berjalan kaki dengan menempuh kurang lebih lima kilometer hingga menembus hutan.

Selain itu anak lainnya Nia, murid SDN 2 Sukadaya kelas 3, dan Elsa SDN 2 Sukadaya kelas 1, dan keponakanya Muhammad Bilal SDN 2 dan Nia Madrasah Miftahul Falah kelas 3.

Namun anak-anak itu sudah dua hari terakhir tidak masuk sekolah, karena tak memiliki sepatu dan peralatan lainnya.

Sebelumnya, kata dia, anak-anak itu memakai sandal, namun kini tak pergi ke sekolah dengan alasan malu.

"Kami berharap anak-anak itu bisa melanjutkan sekolah dengan adanya bantuan itu," katanya.

Baca Juga: Kenapa Abidzar Putus Sekolah? Alasannya Bikin Haters yang Hina Umi Pipik Malu Sendiri

Junaedi bercerita anaknya yang sekolah itu dua di SD dan satu di SMP dan kini sudah tak memiliki sepatu, karena ia kini kesulitan ekonomi, terlebih kedua matanya sudah tidak melihat secara normal.

"Kami mengalami kebutaan mata itu, terdiri dari ayah dan empat kakaknya," katanya.

Sementara itu, Siti Fatimah mengatakan dirinya tetap ingin sekolah karena ingin memiliki ilmu, meski orangtuanya tak mampu ekonomi.

Namun pihaknya merasa lega adanya bantuan dari pewarta Perum LKBN Antara Lebak membantu membelikan sepatu dan buku.

"Kami merasa senang bisa sekolah dari bantuan itu," katanya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Maman Suryaman mengatakan pihaknya siap memberikan bantuan kepada anak yang tak mampu membeli sepatu dengan koordinasi dengan pihak sekolah setempat.

"Kami komitmen agar anak yang tak mampu itu bisa melanjutkan pendidikan," katanya.

Aktivitas para penyintas di momen peringatan Hari Kusta Sedunia di Kampung Kusta, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Minggu (29/1/2023). [SuaraSerang/Wawan Kurniawan]
Aktivitas para penyintas di momen peringatan Hari Kusta Sedunia di Kampung Kusta, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Minggu (29/1/2023). [SuaraSerang/Wawan Kurniawan]

Terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak sebelumnya menemukan 52 kasus penderita kusta dan dioptimalkan menjalani pengobatan agar tidak menularkan pada keluarga atau orang lain.

Pelaksana Harian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto di Lebak, Ahad, mengatakan sejauh ini kasus penderita kusta yang ditemukan 2024 hingga kini menjalani pengobatan untuk penyembuhan penyakit tersebut.

Budi mengatakan jika tidak dilakukan pengobatan dikhawatirkan penyakit itu menularkan kepada orang lain.

Bahkan, pengobatan itu melibatkan sistem pengawasan minum obat (PMO) keluarga, tetangga dan tenaga medis.

Selama ini, kata dia, sistem PMO sangat efektif untuk penyembuhan penderita kusta agar kembali sembuh total.

Karena itu, dengan PMO dipastikan sebanyak 52 penderita dapat sembuh jika patuh meminum obat secara rutin selama setahun.

Pengobatan kusta harus minum obat selama setahun untuk membunuh kuman bakteri yang terjadi pada bagian kulit anggota tubuh bagian tangan atau kaki.

Sebab, jika penderita kusta tidak rutin minum obat selama masa pengobatan maka mereka akan kembali ke nol lagi.

"Kami minta keluarga dan petugas medis dapat mengawasi bagi penderita kusta dan jangan sampai terputus selama pengobatan itu," katanya.

Menurut dia, dari 52 kasus penderita kusta itu tersebar di 24 puskesmas, namun kebanyakan dari Puskesmas Rangkasbitung, Mekarsari dan Curugbitung.

Selain itu juga petugas melakukan pelacakan untuk menemukan kasus penyakit kusta.

Saat ini, Kabupaten Lebak belum terbebas dari penularan penderita kusta akibat tidak tuntasnya minum obat dan juga buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI