Suara.com - Jakarta kembali diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan massa driver ojek online alias ojol pada Selasa (20/5/2025). Terkait rencana demonstrasi itu, massa driver ojol pun sudah mulai bergerak ke kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Imbas dari demonstrasi para ojol itu, membuat warga yang beraktivitas dengan menggunakan aplikasi online itu ikut kebingungan. Salah satunya adalah Nurfadlillah.
Baginya ojek online sangat berperan penting untuk membantu rutinitas hariannya. Pasalnya, Nurfadlillah mengaku kerap memesan aplikasi ojol saat bepergian ke luar rumah. Seperti ketika dirinya berangkat dari rumah menuju kantor.
Dengan adanya demo ojol hari ini, Nurfadillah mengaku kebingungan untuk menggunakan transportasi selain ojol.
“Bingung juga kalau pada off bid,” beber perempuan yang akrab disapa Dila kepada Suara.com, Senin.
Alasan Dila selalu menggunakan ojek online lantaran lokasinya bekerja tidak cukup banyak dilewati oleh kendaraan umum lainnya. Jika ada, rute kendaraan tersebut berputar sehingga memakan banyak waktu.
![Ilustrasi Aksi massa pengemudi ojek online atau ojek saat berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta beberapa waktu lalu. Pengemudi ojol akan kembali menyuarakan aspirasinya, Selasa 20 Mei 2025. [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/19/22174-aksi-ojol.jpg)
Selain untuk dipesan untuk transportasi, Dilla juga mengaku biasanya juga menggunakan aplikasi ojol untuk memesan makanan.
Jika hari ini seluruh ojek online ikut mogok atau offbid maka, Dila sendiri bingung berbuat apa karena telah bergantung pada ojol.
Ring 1 Istana Lumpuh Imbas Demo Ojol
Baca Juga: Menyemut di Patung Kuda, Kawasan Ring Satu Istana Mendadak Lumpuh Imbas Demo Ojol
Diketahui, massa dari berbagai komunitas ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat pada siang ini. Aksi ini berimbas pada lalu lintas sekitar yang lumpuh karena adanya penutupan jalan.
Pantauan Suara.com di lokasi, massa yang mengenakan atribut ojol dari berbagai aplikator berkumpul di depan Patung Kuda dan Gedung Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan.
![Massa pengemudi ojek online atau ojek daring berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (29/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/29/74280-demo-ojol-di-patung-kuda-demo-ojol-di-jakarta-ojek-online-ojek-daring.jpg)
Massa driver ojol juga terlihat membawa berbagai atribut aksi seperti bendera, spanduk, poster, hingga mobil komando.
Kedatangan massa aksi terbagi menjadi dua gelombang.
Gelombang pertama sudah berkumpul sejak pukul 12.00 WIB di depan Patung Kuda.
Kemudian, massa gelombang kedua berjalan dari Jalan Kebon Sirih sambil dikawal petugas kepolisian.
Mereka kemudian ditempatkan di depan Gedung Kementerian ESDM untuk melakukan unjuk rasa.
"Ojol bersatu tak bisa dikalahkan," kata salah satu orator dari atas mobil komando.
![Massa pengemudi ojek online atau ojek daring berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (29/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/29/95831-demo-ojol-di-patung-kuda-demo-ojol-di-jakarta-ojek-online-ojek-daring.jpg)
Salah satu orator menyebut para ojol datang dari berbagai daerah seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cianjur, dan lainnya.
"Ini ada kawan kita dari Karawang. Ini bukti aksi kita tidak main-main," kata orator itu.
Pemantik Ojol Mogok
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono sebelumnya menyebut sederet masalah yang memantik para ojol untuk mogok besar-besaran.
Igun menjelaskan, aksi ini dipicu oleh dugaan pelanggaran pihak perusahaan aplikator dalam menetapkan potongan biaya aplikasi.
"Terjadinya pelanggaran peraturan regulasi Kepmenhub KP nomor 1001 tahun 2022 mengenai potongan biaya aplikasi 20 persen yang dilanggar oleh perusahaan aplikator-aplikator besar hingga mencapai 50 persen," beber Igun kepada Suara.com, Jumat (16/5/2025).
Nantinya, aksi ini juga akan menuntut tiga hal, yakni meminta payung hukum untuk ojol, menetapkan potongan biaya aplikasi sebesar 10 perse, dan revisi tarif.
Ojol juga meminta aplikator menghapus sistem aceng, slot, double order, hemat, dan lainnya yang mengakibatkan tarif turun di bawah standar.
Selama aksi, Igun juga menyerukan para ojio mematikan aplikasi selama satu hari penuh pada 20 Mei 2025.
"Selain aksi unjuk rasa, GARDA juga melakukan aksi offbid atau mematikan aplikasi massal total seluruh Jabodetabek selama satu Selasa 20 Mei 2025 mulai jam 00.00 sd jam 23.59 WIB," pungkasnya.