suara hijau

Bayi Orangutan Lahir di Riau, Tanda Harapan di Tengah Ancaman Masih Ada

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 26 Mei 2025 | 08:33 WIB
Bayi Orangutan Lahir di Riau, Tanda Harapan di Tengah Ancaman Masih Ada
Induk orang utan di Kebun Binatang Kasang Kulim, Provinsi Riau memeluk anaknya yang baru lahir pada 2 Mei 2025 lalu. ANTARA/Annisa Firdausi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pagi itu, 2 Mei 2025, matahari belum tinggi. Tapi di balik pagar Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, kehidupan baru telah lebih dulu hadir.

Seekor bayi orang utan jantan lahir. Ukurannya kecil, gerakannya masih kaku. Ia diberi nama Ade oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.

Nama yang sederhana, hangat, dan mengandung harapan bahwa hutan masih punya masa depan, dan kita belum terlambat untuk menjaganya.

Ade lahir dari pasangan orang utan bernama Susi—atau Boyen, begitu ia kadang dipanggil—dan Yongki, jantan tangguh penghuni lama lembaga ini. Keduanya merupakan satwa titipan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau. Demikian seperti dikutip dari ANTARA. 

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) sebelum dievakuasi petugas Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) Sumatera Orangutan Conservation Programme (SOCP) dan BKSDA Aceh, di Taman Margasatwa Medan, Sumatera, Selasa (2/2).
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) sebelum dievakuasi petugas Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) Sumatera Orangutan Conservation Programme (SOCP) dan BKSDA Aceh, di Taman Margasatwa Medan, Sumatera, Selasa (2/2).

Bayi itu terlihat sehat. Tim medis memastikan bahwa ia aktif menyusu, dan induknya pun menunjukkan naluri keibuan yang baik. Tak ada gejala stres, tak ada penolakan. Hanya ikatan hangat antara ibu dan anak yang baru saja mengikatkan hidup di dunia.

Orang utan adalah satwa langka. Pongo abelii, spesies Ade, hanya ditemukan di Sumatra dan kini berstatus Terancam Punah menurut IUCN Red List.

Populasinya terus menyusut, terdesak oleh laju deforestasi, perburuan, dan perubahan iklim. Namun hari itu, dari sebuah kandang sederhana di pinggiran Kampar, lahir satu bukti bahwa harapan belum benar-benar punah.

KSDA Riau tak hanya mencatat kelahiran Ade. Mereka juga langsung turun tangan untuk memastikan pemenuhan nutrisi induk dan bayi, mengecek kualitas pakan, serta memantau kondisi kandang.

Pendampingan terus dilakukan bersama pengelola LK Kasang Kulim.vTujuannya menciptakan lingkungan yang layak bagi satwa, bukan sekadar tempat penampungan.

Baca Juga: Bersyukur Berkat Gemblengan Ortunya, Begini Curhatan Menhut Raja Juli

Prinsip etika dan kesejahteraan satwa menjadi pedoman utama. Karena keberhasilan konservasi bukan hanya tentang angka, tetapi tentang kualitas hidup satwa yang dirawat.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Satyawan Pudyatmoko, menyebut kelahiran ini sebagai keberhasilan kolektif. Bukan hanya lembaga, tapi juga bentuk partisipasi manusia yang masih peduli.

"Ade menjadi bukti bahwa dengan kerja sama, standar yang tepat, dan kesungguhan, konservasi bisa berjalan. Bahkan membuahkan kehidupan baru," katanya.

Orangutan Sumatera, Penghuni Pepohonan yang Kian Terdesak

Evakuasi orangutan sumatra (Pongo abelii) di Desa Kuala Musam, Langkat, Sumatera Utara, Senin (30/3).
Evakuasi orangutan sumatra (Pongo abelii) di Desa Kuala Musam, Langkat, Sumatera Utara, Senin (30/3).

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) hampir sepenuhnya hidup di atas pohon. Betina nyaris tak pernah turun ke tanah, dan jantan dewasa pun hanya sesekali melakukannya. Hutan hujan tropis adalah rumah mereka, ruang tumbuh, ruang makan, ruang hidup.

Berbeda dari kerabatnya di Kalimantan, orangutan Sumatera diketahui memiliki ikatan sosial yang lebih erat. Pohon ara berperan penting. Ketika pohon itu berbuah secara massal, beberapa individu bisa berkumpul untuk makan bersama. Namun, jantan dewasa umumnya hidup menyendiri. Sementara betina selalu ditemani anaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI