Mengenal Sosok Andi Amran, Kandidat Calon Ketum PPP yang dapat Dukungan Langsung dari Jokowi

Bella Suara.Com
Senin, 26 Mei 2025 | 16:18 WIB
Mengenal Sosok Andi Amran, Kandidat Calon Ketum PPP yang dapat Dukungan Langsung dari Jokowi
Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (x.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy atau yang akrab disapa Rommy, menjagokan mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk maju sebagai calon Ketua Umum PPP dalam Muktamar pada September 2025 mendatang.

Dukungan Rommy terhadap Amran bukan tanpa alasan, ia menyebut bahwa nama Amran menguat sebagai kandidat ketua umum atas dorongan langsung dari mantan Presiden Joko Widodo.

"Beberapa kali diskusi saya dengan Pak Jokowi, termasuk saat di Solo, memang salah satu sebab mengapa kemudian semakin fokus nama Pak Amran karena Pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah," ungkap Rommy.

Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (x.com)
Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (x.com)

Rommy menilai Amran memenuhi berbagai kriteria penting untuk memimpin PPP.

Selain memiliki ketokohan nasional, Amran dikenal sebagai sosok pekerja keras yang terbukti saat memimpin Kementerian Pertanian di era Presiden Jokowi, dan kini kembali dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto.

Pengusaha Sukses dan Akses Logistik

Rommy juga menekankan bahwa Amran bukan hanya birokrat berpengalaman, tetapi juga seorang pengusaha sukses.

Latar belakang ini dinilai memberikan nilai tambah yang signifikan bagi PPP, khususnya dalam hal kesiapan logistik menghadapi pemilu.

"Pak Amran adalah seorang pengusaha yang sukses. Hanya kurang publikasi saja atas kesuksesan usahanya," jelas Rommy.

Ia menyebut keberhasilan Amran di dunia usaha dapat memberi dorongan finansial dan jaringan yang dibutuhkan untuk mengembalikan kekuatan PPP di panggung politik nasional, terutama menghadapi Pemilu 2029.

Baca Juga: Kasus Ijazah Jokowi Dihentikan, Dokter Tifa Kini Ungkap Kejanggalan Bukti SPP

Kedekatan dengan Haji Isam Dinilai Positif

Lebih lanjut, Rommy mengungkap bahwa Amran memiliki kedekatan personal dengan pengusaha nasional Haji Isam, yang selama ini dikenal memiliki jaringan luas di berbagai kalangan politik dan bisnis.

Namun demikian, Rommy menepis kekhawatiran bahwa kedekatan itu bertujuan untuk mengakuisisi partai berlambang Ka'bah tersebut.

"Sebagai pengusaha sukses, Haji Isam tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Karena sebagai pengusaha dengan komunikasi yang luas, beliau berteman dengan seluruh partai," tegas Rommy.

Ia menilai relasi Amran dengan Haji Isam akan memberi nilai tambah dalam memperluas jaringan PPP, namun tetap dalam bingkai kemandirian partai.

Peluang di Pemilu 2029

Rommy optimis bahwa di bawah kepemimpinan Amran, PPP memiliki peluang besar untuk kembali lolos ke parlemen pada Pemilu 2029.

Sebagaimana diketahui, dalam Pemilu 2024 lalu, PPP gagal menembus ambang batas parlemen dan tidak memperoleh kursi di DPR RI.

“Modal ketokohan dan sumber daya yang dimiliki Pak Amran cukup untuk membawa PPP kembali bertengger di Senayan,” ujarnya.

Masih Terbuka untuk Kejutan

Meski menunjukkan dukungan kuat kepada Amran, Rommy tetap menegaskan bahwa proses menuju Muktamar masih panjang dan segala kemungkinan bisa terjadi.

“Apakah Pak Amran betul-betul akan menjadi Ketum PPP pada Muktamar September 2025 mendatang? Waktu masih cukup panjang untuk kejutan-kejutan lainnya,” pungkas Rommy.

Latar Belakang dan Pendidikan

Andi Amran Sulaiman lahir pada 27 April 1968 di Bone, Sulawesi Selatan.

Ia merupakan anak ketiga dari dua belas bersaudara dalam keluarga sederhana; ayahnya, Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta, adalah seorang veteran TNI, dan ibunya, Andi Nurhadi Petta Bau, seorang ibu rumah tangga.

Masa kecilnya dihabiskan di Barru dan Bone, di mana ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah.

Amran melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, dengan fokus pada bidang pertanian.

Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1993, kemudian melanjutkan ke program magister yang diselesaikan pada 2003, dan program doktoral yang diselesaikan pada 2012 dengan predikat cum laude.

Selama masa studinya, Amran aktif dalam penelitian dan berhasil menemukan racun pembasmi hama tikus yang kemudian dipatenkan sebagai Tiran 58PS.

Karier Profesional dan Bisnis

Setelah menyelesaikan pendidikan, Amran memulai kariernya di PTPN XIV, sebuah perusahaan perkebunan milik negara, di mana ia menjabat sebagai kepala operasi lapangan di pabrik gula Bone.

Selama 15 tahun berkarier di perusahaan tersebut, ia naik pangkat hingga posisi kepala logistik.

Pada tahun 2000-an, Amran mendirikan Tiran Group, sebuah konglomerat yang berbasis di Makassar dan beroperasi di berbagai sektor seperti pertambangan emas dan nikel, perkebunan tebu dan kelapa sawit, distribusi semen, serta produksi pestisida.

Tiran Group memiliki beberapa anak perusahaan, termasuk PT Tiran Indonesia, PT Tiran Sulawesi, PT Tiran Mineral, dan PT Tiran Makassar.

Kiprah di Pemerintahan

Amran pertama kali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada 27 Oktober 2014 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, menggantikan Suswono.

Selama masa jabatannya hingga 20 Oktober 2019, ia fokus pada program swasembada pangan, peningkatan produksi pertanian, dan perbaikan infrastruktur irigasi.

Pada 25 Oktober 2023, Amran kembali ditunjuk sebagai Menteri Pertanian, menggantikan Syahrul Yasin Limpo.

Penunjukan ini menjadikannya sebagai satu-satunya menteri yang menjabat di posisi yang sama dalam dua periode berbeda pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Penghargaan dan Pengakuan

Atas dedikasinya dalam bidang pertanian dan kewirausahaan, Amran menerima berbagai penghargaan, antara lain:

  • Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI pada tahun 2007.
  • Penghargaan FKPTPI Award pada tahun 2011 di Bali.
  • Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden RI pada tahun 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI