Suara.com - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth, menyoroti soal pelayanan rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jakarta yang kerap dikeluhkan. Ia menyebut manajemen sejumlah RSUD masih jauh dari kata ideal, terutama dalam aspek komunikasi dan ketersediaan tenaga medis.
Menurutnya, minimnya sumber daya manusia (SDM) dan buruknya sistem komunikasi internal menjadi biang keladi lambannya pelayanan yang diterima masyarakat.
"Kemarin saya menemukan bahwasannya sumber daya manusianya kurang. Jadi kalau memang kurang orang, itu akan berdampak terhadap pelayanan. Terus, komunikasinya juga jelek. Jadi kita lihat calon-calon pasien menumpuk tapi tidak ada komunikasi," ujar Hardiyanto Kenneth yang ditulis pada Kamis (29/5/2025).
Lebih lanjut, politisi PDIP Perjuangan itu juga menilai lemahnya respons petugas rumah sakit terhadap pasien yang tengah menunggu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun ruang rawat inap. Ia menyayangkan masih adanya pasien yang terlantar di ruang tunggu tanpa penjelasan dari pihak rumah sakit.
![Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth. [Suara.com/Fakhri]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/14/35697-anggota-komisi-d-dprd-dki-jakarta-hardiyanto-kenneth.jpg)
"Masyarakat ditaruh di ruang transit untuk menunggu kamar atau menunggu ruang IGD. Dari pihak rumah sakit tidak menjelaskan ini ruang apa. Makanya kadang-kadang suka ada komplain, masyarakat merasa ditelantarkan. Coba lah untuk jujur, ngomong apa adanya. Terus masyarakat juga harus diedukasi dengan baik," beber Kenneth.
Kenneth juga mengungkapkan temuan langsung di lapangan saat mengunjungi RSUD Cengkareng. Ia menyatakan bahwa kekurangan tenaga medis di rumah sakit tersebut berdampak signifikan terhadap pelayanan kepada pasien. Ia pun meminta agar manajemen rumah sakit tidak tinggal diam, melainkan segera melapor dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan maupun DPRD.
"Kemarin di RSUD Cengkaring saya melihat dari sumber daya manusia sangat kurang. Jadi kalau memang butuh, tambah. Pokoknya penekanan saya, saya garisbawahi, masyarakat ini jangan menjadi korban karena permasalahan internal," tegas Kenneth.
Kenneth pun mendesak Dinas Kesehatan DKI Jakarta agar lebih proaktif melakukan evaluasi menyeluruh terhadap RSUD yang ada. Bahkan, ia menyebutkan kemungkinan rotasi jabatan terhadap direktur utama RSUD jika tidak menunjukkan perbaikan kinerja.
"Nanti kalau memang begini terus kan, pasti kan kita bisa merekomendasikan, mungkin ada rotasi dan lain-lain, kan boleh. Kami rekomendasi kepada gubernur, supaya diganti orangnya dirotasi atau apa," pungkasnya.
Baca Juga: Membludak hingga Pencari Kerja Tumbang, Begini Kata Pemprov Jabar Imbas Job Fair Bekasi Rusuh
Sebelumnya, Kenneth sempat meninjau pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat. Alasan kunjungannya itu menangggapi laporan tentang adanya pasien di RSUD Cengkareng yang belum mendapat ruangan High Care Unit (HCU).
Akibatnya, pasien tersebut tertahan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejak Kamis (22/5) lalu.
"Semalam ada warga mengadu lewat Instagram saya, makanya saya coba respon,” ungkapnya saat berkunjung ke RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat.
“Hari ini ketemu lah dengan yang bersangkutan. Jadi, pada prinsipnya, suami dari ibu ini butuh ruangan HCU," imbuhnya.
![Ilustrasi RSUD Cengkareng. [https://www.rsudcengkareng.com/]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/08/80692-ilustrasi-rsud-cengkareng.jpg)
Ia mengaku, warga yang mengadu tentang hal itu bernama Sri Astuti. Sementara, pasien yang dirawat merupakan suaminya, yang divonis terserang virus saraf dan infeksi tulang belakang.
Dalam kondisinya, ruang HCU di RSUD Cengkareng pada malam tadi kondisinya penuh.
"Jadi memang dari semalam penuh ya (ruangan HCU). Setelah itu saya panggil pimpinan rumah sakit, Dokter Lysbeth Pandjaitan. Alhamdulillah, puji Tuhan, saya melihat respon dari RSUD Cengkareng ini sangat bagus," ungkap Bang Ken.
Kekinian, pasien telah dipindahkan ke ruang HCU untuk penanganan yang lebih intensif.
Ia mengaku puas dengan respon cepat dari pihak RSUD Cengkareng di bawah pimpinan Dokter Lysbeth.
Menurutnya, pelayanan di rumah sakit mesti dilakukan dari hati dengan mengikuti aturan yang ada.
"Kalau menurut saya kan pelayanan ini kembali kepada hati saja. Semua aturan sudah ada. Jadi intinya aturan itu dilaksanakan saja," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Cengkareng Dokter Lysbeth Pandjaitan membenarkan bahwa ruangan HCU semalam sudah penuh.
"Pagi ini kita cek sudah kosong dan bisa. Dengan adanya kunjungan ini, mudah-mudahan bisa bekerja sama lagi dengan baik dapat melayani masyarakat dengan lebih cepat dan tepat," ujar dia.
Mengenai antrean di ruangan IGD, lanjut Lysbeth, pihaknya memiliki bed management system atau sistem manajemen tempat tidur.
"Sistem manajemen bed itu mengatur pasien yang datang, jam berapa kemudian di ruangan, diatur juga apakah ada ketersediaan bed-nya. Mereka mengkomunikasikan secara digital dan juga by phone," jelasnya.
Lysbeth menuturkan, seorang pasien yang berada di IGD, paling lama membutuhkan kurang lebih empat jam untuk mendapatkan ruangan.
"Tapi memang untuk beberapa pasien yang butuh ruangan seperti ICU atau HCU, itu yang waktu perawatannya untuk ICU lama,” tandasnya.