Penampilan Kayak Orang Arab, Perempuan di Jakbar Dituding Teroris hingga Dianiaya Pria Tak Dikenal

Sabtu, 31 Mei 2025 | 15:30 WIB
Penampilan Kayak Orang Arab, Perempuan di Jakbar Dituding Teroris hingga Dianiaya Pria Tak Dikenal
Ilustrasi penganiayaan pada wanita. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan dianiaya hingga dituding teroris oleh pria tak dikenal hanya karena penampilannya.

Video terkait peristiwa tersebut beredar di media sosial hingga viral. Salah satunya diunggah akun Instagram @jakartabarat24jam.

Akun tersebut menyebut korban merupakan seorang perempuan berinisial S. Peristiwa ini terjadi di depan Halte TransJakarta Taman Anggrek, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Jumat, 30 Mei 2025 pagi.

Dalam video tersebut terlihat seorang pria yang diduga pelaku, mengenakan sweater putih dan celana bahan hitam. Terdengar beberapa kali pria itu berteriak teroris sambil menunjuk ke arah korban.

"Teroris. Teroris," teriaknya.

Sementara korban mengaku tidak hanya dituding teroris. Terduga pelaku tersebut menurutnya juga turut memukul dan menendang.

"Aku dipukul dan ditendang sama bapak-bapak ini di halte depan Taman Anggrek karena penampilan saya kayak orang Arab," ucap korban dikutip dari akun Instagram @jakartabarat24jam.

Terkait itu, Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafiz Gumilang membenarkan adanya kejadian ini. Korban menurutnya juga telah membuat laporan dan dimintai keterangan oleh penyidik.

"Korban sudah buat laporan, sudah dimintai keterangan dan sudah divisum," kata Reza saat dikonfirmasi, Sabtu (31/5/2025).

Baca Juga: Remaja 18 Tahun di Sulsel Ditangkap Densus 88: Sebarkan Propaganda ISIS, Ajak Bom Tempat Ibadah

Kekinian , kata Kapolsek Reza, pihaknya masih mendalami identitas pelaku. Sebab dari hasil pemeriksaan, korban mengaku tidak mengenal sama sekali pria tersebut. "Kami lakukan penyelidikan untuk mendalaminya," pungkasnya.

Razia Premanisme

Terpisah, sebelumnya nasib sial menimpa Asep, seorang juru parkir di sebuah minimarket kawasan Jakarta Barat. Pasalnya, ia menjadi korban salah tangkap dalam Operasi Berantas Jaya 2025.

Operasi ini merupakan bagian dari upaya aparat kepolisian dalam menindak aksi premanisme yang makin meresahkan warga.

Peristiwa penangkapan Asep terjadi pada Rabu malam, 13 Maret 2025 sekira jam 22.00 WIB.

Ilustrasi ormas dan premanisme. [Ist]
Ilustrasi ormas- Polisi tengah gencar melakukan Operasi Berantas Jaya 2025 untuk mencegah aksi premanisme. [Ist]

Saat itu, Asep sedang membantu seorang pengunjung memarkirkan mobil.

Tanpa sempat memberikan penjelasan, ia justru ditangkap oleh petugas berpakaian preman.

"Pas dia keluar sempat gue payungin, dikira pengen makan. Nggak tahunya gue malah ditangkap," kata Asep kepada Suara.com.

Asep kemudian dibawa ke Polsek Palmerah untuk pendataan.

Ia baru dibebaskan sekira jam 00.30 WIB atau lebih dari dua jam setelah diamankan.

Menurut Asep, lahan parkir tempatnya bekerja adalah milik pribadi dan dikelola secara legal bersama pemilik lahan.

Ia menegaskan tidak pernah memaksa atau mematok tarif parkir kepada pengunjung minimarket.

"Biasanya orang ngasih Rp2 ribu. Kalau nggak ngasih, saya nggak pernah maksa. Kadang ada yang ngasih lebih juga saya terima," ujarnya.

Ia mengaku kecewa atas perlakuan tersebut. Selain mencemarkan nama baiknya, proses pendataan itu juga membuatnya kehilangan pendapatan pada malam itu.

"Ya jadi nggak dapat duit. Saya kerja untuk makan, bukan malak orang," keluhnya.

Dalam insiden yang sama, ada tiga orang lain yang ikut diamankan: seorang pak ogah dan dua pengamen jalanan. Semuanya hanya didata tanpa proses hukum lebih lanjut.

Operasi ini dilakukan secara besar-besaran setelah Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan ultimatum keras untuk menindak aksi premanisme yang mengganggu ketertiban umum.

Polisi pun menggelar razia di sejumlah titik rawan, termasuk kawasan Kembangan, Jakarta Barat.

Dalam operasi tersebut, sebanyak 22 orang diamankan.

Mereka diduga sebagai anggota organisasi masyarakat (ormas) seperti GRIB dan Forum Betawi Rempug (FBR), serta pengelola parkir liar dan lapak pedagang kaki lima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI