Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 01 Juni 2025 | 19:54 WIB
Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban
Dedi Mulyadi (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah video lama kembali viral dan mengundang perhatian publik. Dalam rekaman tersebut, tampak Dedi Mulyadi, yang saat itu masih menjabat sebagai anggota DPR RI, mengunjungi sebuah lokasi tambang batu di kawasan Gunung Kuda, Desa Dukuh Puntang, Kabupaten Cirebon.

Video tersebut kini menyebar luas di media sosial, terutama setelah terjadinya musibah longsor di tambang yang sama dan menelan korban jiwa.

Dalam kunjungan tiga tahun lalu itu, Dedi Mulyadi secara tegas menegur para pengelola tambang karena menilai aktivitas penambangan tersebut sangat membahayakan keselamatan para pekerjanya. 

Dengan nada prihatin, Dedi Mulyadi memperingatkan langsung seorang pengelola yang saat itu berdalih bahwa "kalau longsor biasanya ngasih tanda dulu".

“Gini lho Pak, alam jangan ditantang. Kemarin sudah roboh, alhamdulillah nggak ada yang meninggal. Jangan ditantang,” ucap Dedi Mulyadi dengan nada serius dalam video tersebut.

Ia juga menambahkan, “Udah retak-retak lagi, artinya itu berpotensi di manapun,” seraya mengingatkan risiko yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Bahkan, Dedi Mulyadi dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan memutuskan untuk meminta para pekerja menghentikan aktivitas sementara dan pulang ke rumah masing-masing. 

Ia juga memberikan uang kepada para pekerja sebagai bentuk kepedulian agar mereka tidak kembali bekerja di lokasi yang ia anggap tidak aman.

Pengelola tambang dalam video tersebut sempat membela diri dengan mengatakan bahwa aktivitas tersebut untuk menghidupi hajat rakyat. Namun Dedi dengan tegas menanggapi, 

Baca Juga: Dialog dengan Ibu Ditinggal Suami Terganggu, Dedi Mulyadi Ngamuk Gegara Bendera

“Betul, rakyatnya benar, dihidupin kita ngerti. Tapi nyawa manusia juga harus dilindungin. Tetapi saya punya hak untuk mengingatkan,” tegas dia.

Tiga tahun berselang, kekhawatiran Dedi Mulyadi terbukti. Sebuah longsor besar terjadi di tambang yang sama dan mengakibatkan lebih dari 10 orang tertimbun.

Hingga saat pernyataan disampaikan, baru dua korban yang berhasil ditemukan, sementara pencarian terhadap yang lain masih terus dilakukan.

Kini, sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali angkat bicara melalui akun media sosial resminya. Ia menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi yang terjadi.

“Saya menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya warga Jawa Barat di penambangan tersebut. Tentunya warga itu sedang bekerja, memenuhi kebutuhan keluarganya walaupun pekerjaannya diancam bahaya, dan ini sebenarnya menjadi tanggung jawab bagi pengelola tambang,” ucapnya.

Dedi Mulyadi juga menjelaskan bahwa saat kunjungan sebelumnya, ia tidak memiliki kewenangan hukum untuk menghentikan aktivitas tambang tersebut karena izinnya masih berlaku hingga Oktober 2025. Namun kini, sebagai pemegang otoritas, ia bertindak cepat.

“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas SDM dan seluruh jajaran yang hari ini sudah berada di lokasi untuk mengambil tindakan tegas. Perusahaan itu ditutup untuk selamanya,” tegasnya.

Langkah tegas ini menurut Dedi Mulyadi menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak, terutama para pengusaha tambang, untuk selalu mengutamakan keselamatan para pekerja dan memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan yang dilakukan.

Peristiwa ini menjadi pengingat tragis bahwa peringatan dini dari para tokoh publik tidak boleh diabaikan. Dedi Mulyadi telah melihat potensi bahaya sejak awal, namun regulasi dan izin yang telah dikeluarkan membuat tangan pemerintah saat itu terikat. 

Kini, setelah korban berjatuhan, tindakan nyata akhirnya diambil, meski dengan harga yang sangat mahal. Tragedi ini bukan hanya soal kelalaian teknis, tapi juga soal keberanian untuk mendahulukan nyawa manusia di atas kepentingan ekonomi.

Dalam kasus ini, Dedi Mulyadi telah menunjukkan bahwa kepedulian dan ketegasan adalah dua sikap yang sangat dibutuhkan dari seorang pemimpin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI