Hal itu menyusul Prabowo yang menyebut nama Megawati paling awal saat sambutannya di acara Upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/6/2025).
![Presiden Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) yang disaksikan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri) usai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (2/6/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/30298-upacara-hari-lahir-pancasila-prabowo-subianto-gibran-rakabuming-raka-megawati-soekarnoputri.jpg)
"Dalam Pidatonya, Presiden Prabowo menyebut Ibu Mega paling awal dalam sambutannya, sebelum menyebut tokoh-tokoh lainnya. Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega," kata Said kepada wartawan, Senin.
"Baik selaku Presiden kelima, maupun sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik," sambungnya.
Selain itu, Said mengatakan, Megawati juga menyambut gagasan dan pikiran Prabowo soal Pancasila dalam acara tersebut.
"Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa pentingnya kita sebagai bangsa untuk bersatu, agar menjadi bangsa yang kuat, menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan kenegaraan yang tidak mudah," kata dia.
"Dan saya kira Ibu Mega menyambut baik gagasan dan pikiran pikiran Presiden Prabowo dalam peringatan Hari lahir Pancasila ini," Abdullah menambahkan.
Kemudian menurut Said, sebagai tokoh yang sama sama nasionalistis, Prabowo dan Megawati tersambung secara batiniah.
"Terutama atas panggilan sejarah, dan kebutuhan masa depan Indonesia. Hal-hal seperti ini hanya bisa dimaknai dan dipahami oleh mereka yang memang sudah zuhud dalam berbangsa dan bernegara," katanya.
"Sehingga cara pandang kita tidak semata politik lahiriah yang cenderung naik turun, dinamis," sambungnya.
Baca Juga: Soroti 'Kemesraan' Prabowo-Mega, Elite PDIP Teringat Buya Hamka jadi Imam Salat Jenazah Soekarno