Pramono Anung: Manajemen Lalu Lintas Berbasis AI Sukses, Kemacetan di Jakarta Berkurang

Rabu, 11 Juni 2025 | 22:39 WIB
Pramono Anung: Manajemen Lalu Lintas Berbasis AI Sukses, Kemacetan di Jakarta Berkurang
Kepadatan kendaraan yang melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut sistem manajemen lalu lintas berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI mulai menunjukkan hasil.

Menurutnya, kemacetan di Jakarta kini berkurang signifikan, bahkan membuat posisi ibu kota turun 60 peringkat dalam peringkat kota termacet dunia.

Hal itu ia sampaikan usai meninjau langsung kinerja Intelligent Traffic Control System (ITCS), sistem manajemen lalu lintas berbasis AI di Gedung Dinas Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).

"Secara singkat, saya melihat sistem ini sudah cukup baik, hanya memang ada yang perlu dioptimalkan," ujar Pramono.

Foto udara sejumlah kendaraan terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/3/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa]
Foto udara sejumlah kendaraan terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/3/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa]

Menurutnya, Jakarta mengalami perubahan peringkat tingkat kemacetan dunia, yakni dari urutan ke-30 kota termacet menjadi ke-90 berdasarkan TomTom Traffic Index.

"Artinya, terdapat perubahan peringkat sebanyak 60 poin yang luar biasa. Ke depan, kita akan perbaiki dan optimalkan sistem ini," lanjut Pramono.

Tingkat kemacetan (congestion level) Jakarta saat ini, berdasarkan TomTom Traffic Index adalah rata-rata sekitar 30 persen pada sistem jalan di area metro Jakarta.

Artinya, ratarata waktu tempuh meningkat sekitar 30 persen dibandingkan waktu yang ideal tanpa kemacetan. Waktu perjalanan juga menunjukkan bahwa untuk jarak 10 kilometer, ratarata diperlukan waktu sekitar 23–25 menit .

Angka di atas adalah ratarata harian sedangkan pada jamjam puncak pagi (sekitar jam 07.00–09.00) dan sore (17.00–19.00) biasanya jauh lebih tinggi, bahkan bisa mencapai kemacetan paling parah.

Baca Juga: Kasus Kembali Meledak di Jakarta, Pramono Anung: COVID-19 Urusan Menkes!

TomTom Traffic Index sendiri adalah sebuah laporan tahunan dan layanan berbasis "floating car data (FCD)" yang mengukur tingkat kemacetan secara serempak pada lebih dari 500 kota di seluruh dunia.

Proyek Picu Kemacetan

Pramono juga menyinggung proyek-proyek pembangunan yang mengakibatkan kemacetan, khususnya proyek galian jalan dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) maupun kementerian pusat. Ia mengaku sudah memberi arahan agar pengerjaan yang molor segera diselesaikan.

"Saya sudah meminta agar penggalian yang bersifat jangka panjang, bahkan ada yang sempat viral karena proyeknya belum dilanjutkan dan sebagainya dapat ditertibkan,"

"Kita juga akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, supaya pekerjaan seperti ini yang belum dilanjutkan sebaiknya dibuka kembali agar tidak menimbulkan kemacetan," lanjutnya.

Dari sisi teknis, sistem ITCS diklaim mampu memantau dan mengatur lalu lintas secara real-time. Sistem ini telah dipasang di 65 titik simpang jalan protokol dari total 321 simpang yang ada. Pramono menyebut, jumlah tersebut akan terus ditambah secara bertahap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI