Reshuffle atau Rusuh Koalisi? Gonjang-ganjing Politik Mengintai Jika Prabowo Pecat Bahlil

Jum'at, 13 Juni 2025 | 15:29 WIB
Reshuffle atau Rusuh Koalisi? Gonjang-ganjing Politik Mengintai Jika Prabowo Pecat Bahlil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi (kanan) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dinilai bakal sulit di-reshuffle oleh Presiden Prabowo Subianto. Penyebabnya karena posisi Bahlil yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Pengamat politik Agung Baskoro menjelaskan, reshuffle terhadap ketua umum partai berisiko menimbulkan gejolak politik dalam koalisi Prabowo. Terlebih Golkar menjadi pemegang kedua pemilu 2024.

"Jadi pertimbangan politis kuat sekali dan itu agak riskan kalau misalkan dieksekusi oleh Pak Prabowo untuk di-reshuffle gitu. Karena kalau langsung diganti, langsung disingkirkan, waduh repot ini Golkar juga besar kan kursinya. Bisa timbul gonjang-ganjing," kata Agung kepada saat dihubungi Suara.com, Jumat (13/6/2025).

Agung menyebut reshuffle tak melulu berarti mengeluarkan dari jajaran kabinet. Menurutnya, skema pergeseran posisi lintas kementerian bisa menjadi jalan tengah untuk dilakukan reshuffle terhadap menteri yang juga ketua umum parta.

"Bisa saja posisi Pak Bahlil itu dipindahkan. Jadi tidak di ESDM mungkin tukeran sama Pak Agus Gumiwang di Mendagri misalkan, itu kan bisa. Jadi reshuffle-nya bukan reshuffle mengganti, tapi berganti posisi aja, berganti kementerian. Nah itu salah satu solusi juga," tuturnya.

Kondisi seperti itu, kata Agung, berlaku sama bagi menteri lain yang juga ketua umum partai. Di mana diketahui, selain Bahlil ada tiga menteri lainnya yang juga menjabat sebagai ketum partai.

Mereka adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

Para ketum partai itu lebih berpotensi dipertahankan dalam jajaran kabinet, namun tidak menutup potensi terkena reshuffle meski hanya jabatan yang bergeser.

"Jadi reshuffle model moderat semacam itu. Jadi istilah saya itu reshuffle setengah hati lah ya. Itu bisa juga untuk ketum-ketum partai lain yang kurang maksimal berganti posisi," ujar dia.

Baca Juga: Prabowo Ogah Reshuffle Kabinet: Pengamat Ungkap 3 Alasan di Baliknya

Agung juga membandingkan posisi Bahlil dengan menteri lain. Misalnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang bukan kader partai, dinilai lebih mudah untuk diganti jika evaluasi kerja memang mengharuskan demikian.

Nama lain juga Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. Meski tak sekuat Bahlil, pengaruhnya tetap signifikan karena dianggap representasi relawan mantan presiden Jokowi.

"Pak Budi Arie itu agak mudah, walaupun nggak semudah itu, karena ada Pak Jokowi. Beliau relawan utama Pak Jokowi dan sering dianggap nafas keberlanjutan, representasi keluarga Solo. Kalau beliau diganti, ini kan kontraksi politiknya ke Solo juga pasti ada," pungkasnya.

Prabowo Pastikan Tak Ada Reshuffle

Presiden Prabowo Subianto (Instagram)
Presiden Prabowo Subianto (Instagram)

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih, karena para menterinya bekerja dengan baik.

"Saya tidak ada rencana mau reshuffle, sementara saya menilai tim saya bekerja dengan baik," ujar Prabowo saat memberikan keterangan setelah menutupInternational Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI