Polemik Fateta IPB jadi Sekolah Teknik Tuai Protes, DPR Segera Panggil Menristekdikti Brian Yuliarto

Senin, 16 Juni 2025 | 10:30 WIB
Polemik Fateta IPB jadi Sekolah Teknik Tuai Protes, DPR Segera Panggil Menristekdikti Brian Yuliarto
Polemik Fateta IPB jadi Sekolah Teknik Tuai Protes, DPR Segera Panggil Menristekdikti Brian Yuliarto. [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Adanya perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB menjadi sekolah teknik berbuntut panjang, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto bakal segera dipanggil oleh Komisi X DPR RI.

Rencana Komisi X memanggil Menteri Brian Yuliarto demi mengorek soal perubahan Fateta IPB yang kini menjadi polemik. Soal rencana pemanggilan terhadap Mendiktisaintek, Brian disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

“Masa Sidang IV DPR akan dimulai 23 Juni mendatang, dan seluruh mitra komisi X termasuk kemenditisaintek, tentu akan diundang untuk melakukan Raker ataupun RDPU. Meskipun tidak secara khusus atau spesifik akan membahas masalah ini, namun komisi 10, dalam raker nanti pasti akan meminta penjelasan kemdiktisaintek terkait hal ini,” bebernya kepada wartawan pada Senin (16/6/2025).

Menurut legislator Partai Golkar ini, memandang pentingnya prinsip good university governance yang mengedepankan transparansi, partisipasi, dan dialog dalam pengambilan keputusan strategis di perguruan tinggi.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian (tengah, baju ungu) dalam Workshop pendidikan tentang "Membangun Pembelajaran Mendalam secara Efektif dan Inovatif". Abdul Gofur, Penelaah Analisis Kebijakan Direktorat Guru PAUD dan PNF Kemendikdasmen, menyoroti pentingnya penguatan kapasitas guru. Menurutnya, kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kualitas perencanaan pembelajaran. [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian (tengah, baju ungu) dalam Workshop pendidikan tentang "Membangun Pembelajaran Mendalam secara Efektif dan Inovatif". Abdul Gofur, Penelaah Analisis Kebijakan Direktorat Guru PAUD dan PNF Kemendikdasmen, menyoroti pentingnya penguatan kapasitas guru. Menurutnya, kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kualitas perencanaan pembelajaran. [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]

“Perlu melihat lebih jauh, bahwa rencana kebijakan perubahan ini harus ditempatkan dalam kerangka besar pembangunan nasional, termasuk visi besar Asta Cita dalam memperkuat kedaulatan pangan dan membangun sektor pertanian modern berbasis ristek,” ungkap legilator asal Kaltim itu.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berpendapat, apa yang disuarakan para alumni dan Profesor senior Fateta tak boleh diabaikan. Perubahan, harus didasarkan pada filosofi yang kuat.

“Perubahan nama itu harus ada filosofinya, waktu kasih nama kan ada filosofinya, kenapa jurusan teknologi pertanian gitu kan. Itu ada filosofinya. Nah mau dirubah itu kenapa? Ngapain?. Apakah ada sesuatu yang salah?. Kalau transformasi kan kurikulumnya saja, bukan nama. Ini kan jadi persoalan berubah nama kan,” ujar Agus.

Lebih jauh, Agus menilai, perubahan Fateta IPB menjadi sekolah teknik seharusnya cukup di level mata kuliah, bukan secara mendasar hingga perubahan nama Fakultas yang sudah punya nama besar.

Polemik perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IP) menjadi sekolah teknik. (ist)
ILUSTRASI--Komisi X DPR mengatensi polemik perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB menjadi sekolah teknik. Dalam masa sidang berikutnya, DPR akan menanyakan hal ini kepada Mendiktisaintek, Brian Yuliarto. (ist)

“Kalau emang mau transformasi ya mata kuliahnya. Itu sesuaikan atau bagaimana. Nah teknologi pertanian ini kan mengakar bahkan sampai ke petani, practical. Ini juga masuk dalam Asta Cita Presiden Prabowo: kemandirian pangan. Dan memang teknologi pertanian ini kan ciri khas IPB,” tandas Agus.

Baca Juga: Nihilkan Korban Pemerkosaan 98? Sosok Fadli Zon Dikuliti Netizen: Dari Dulu Memang Pro Cendana

Diberitakan sebelumnya, di sela forum akademik di IPB International Convention Centre, Presiden International Union of Food Science and Technology, yang juga alumni senior Fateta IPB Prof. Aman Wirakartakusumah, juga menekankan peran krusial Fateta dalam pembangunan pertanian nasional yang berdaulat, berkelanjutan, dan berkeadilan.

Menurutnya, Fateta sejak awal dirancang sebagai hibrida keilmuan antara teknik, ilmu alam, manajemen, dan teknologi—yang seluruhnya menjadi tulang punggung sistem pertanian modern dari hulu ke hilir.

Dengan perubahan ini, Fateta cenderung dikerdilkan jika bertransformasi menjadi sekolah teknik.

“Tanpa teknologi, kita kehilangan jiwa pembangunan pangan. Dari pengelolaan lahan, air, pupuk, hingga pascapanen dan industri pengolahan, semuanya membutuhkan pendekatan berbasis sains dan teknologi,” beber Prof Aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI