Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program cek kesehatan gratis (CKG) yang diberikan pemerintah.
Pratikno menyampaikan bahwa mengikuti program CKG termasuk juga bagian dari komitmen hidup sehat untuk memastikan kesehatan tubuh. Menurut Pratikno, kesehatan bukan hasil keberuntungan, melainkan dari kebiasaan baik yang dijaga setiap hari.
“Sehat itu bukan kebetulan, sehat itu adalah pilihan, sehat itu harus diikuti dengan upaya, makan yang baik, tidur yang cukup, jangan banyak stres,” ujar Pratikno dalam acara Senergi di Kemenko PMK, Jakarta, pada Senin (16/6/2025).
Pratikno mengingatkan, meskipun sibuk bekerja jangan sampai menjadi alasan tidak berolahraga.
![Dalam rangka memeringati Hari Perempuan Internasional, para buruh gendong di Pasar Beringharjo difasilitasi cek kesehatan gratis serta diberi bantuan sembako, Sabtu (8/3/2025). [Dok. Pemkot Yogyakarta]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/08/24489-cek-kesehatan-gratis-untuk-buruh-gendong-pasar-beringharjo.jpg)
"Saya selalu mengampanyekan work life balance. Jangan mencari alasan tidak sempat olahraga, karena olahraga bisa kapan saja," ujarnya.
Hadir pula Direktur Promosi Kesehatan Kemenkes Elvieda Sariwati pada acara di Kantor PMK. Elvieda mengatakan bahwa program CKG juga bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini penyakit yang belum diketahui.
Sehingga harapannya, bila terdeteksi penyakit tertentu maka pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. Dengan begitu, harapan untuk kesembuhan bisa lebih meningkat.
"Juga tentunya salah satunya adalah juga bagaimana mengajak juga, mengimbau juga, bagaimana menerapkan perilaku hidup sehat untuk menjaga gaya hidup supaya tetap sehat dan melakukan cek kesehatan gratis ini," kata Elvieda.
Berdasarkan data Kemenkes, program CKG telah dimanfaatkan oleh 8,2 juta orang sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025.
Baca Juga: Sengketa 4 Pulau Aceh Diambil Alih Prabowo, Istana: Tak Sulit, Bisa Diselesaikan Kepala Dingin
Data Kementerian Kesehatan per 12 Juni 2025 menunjukkan bahwa 1 dari 5 peserta mengalami hipertensi, 5,9 persen mengidap diabetes melitus, dan 1 dari 2 peserta mengalami masalah gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi goyang, hingga gusi turun.
Obesitas sentral juga menjadi perhatian, dengan prevalensi 50 persen pada perempuan dan 25 persen pada laki-laki, berdasarkan pengukuran lingkar pinggang (>90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perempuan).
Penyakit tidak menular itu tidak hanya diidap oleh lansia, tetapi juga mulai muncul di kelompok usia muda. Bahkan, 1 dari 3 orang usia di atas 40 tahun mengalami hipertensi, dan 1 dari 10 mengidap diabetes.
Menkes Sebut 20 Persen Warga Jakarta Sehat
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hasil pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar di wilayah DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Dari data yang dikumpulkan, hanya 20 persen warga yang dinyatakan benar-benar sehat.
Sisanya, terdeteksi mengalami gangguan kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan kadar gula darah yang melampaui batas normal.
![Menkes Budi Gunadi Sadikin. [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/05/73275-menkes-budi-gunadi-sadikin.jpg)
“Yang normal, yang sehat cuma 20 persen. Yang lainnya darah tinggi sama gula,” ujar Budi saat memberi sambutan dalam acara peluncuran Pasukan Putih di Rusunawa Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
Budi menegaskan, kondisi tersebut tidak bisa dianggap sepele.
Menurutnya, hipertensi dan gula darah tinggi merupakan awal dari rentetan penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.
Masalahnya, gejala dari penyakit tersebut kerap tidak terasa di awal, dan baru menunjukkan dampaknya lima hingga sepuluh tahun kemudian.
“Orang-orang suka bilang, saya nggak apa-apa. Darah tinggi, gula masih sehat. Bapak Ibu, lima tahun lagi pasti kena stroke,” katanya mengingatkan.
Lebih lanjut, Budi menekankan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan rutin terhadap lima indikator utama, yakni tekanan darah, gula darah, kolesterol, fungsi ginjal, serta ukuran lingkar perut. Pemerintah, kata dia, sudah menyediakan layanan pemeriksaan dan pengobatan gratis melalui puskesmas.
“Kalau tekanan darah di atas 120/80, langsung cek ke puskesmas. Gula darah di atas 200, juga harus segera dicek. Obatnya gratis. Jangan didiemin,” ucap Budi.
Menkes juga menyoroti urgensi perubahan gaya hidup demi menghindari penderitaan di hari tua. Ia berharap masyarakat bisa mencapai usia lanjut dengan kondisi tubuh tetap bugar dan tidak tergantung pada pengobatan berat.
“Kalau bisa kita hidup bahagia, Tuhan panggil, besoknya wafat di usia 99 tahun. Nggak usah menderita, cuci darah, nggak bisa jalan kemana-mana. Itu idealnya,” ujar Budi.