Lanjut ke Rusia Usai dari Singapura, Istana Jelaskan Alasan Prabowo Absen KTT G7 Kanada

Selasa, 17 Juni 2025 | 07:47 WIB
Lanjut ke Rusia Usai dari Singapura, Istana Jelaskan Alasan Prabowo Absen KTT G7 Kanada
Presiden Prabowo Subianto absen di KTT G7 pada 15-17 Juni 2025 di Kananaskis, Kanada. [Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan ihwal ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto di KTT G7 pada 15-17 Juni 2025 di Kananaskis, Kanada.

Sebagaimana diketahui kepala negara memilih bertolak Singapura, lalu Rusia. Hasan mengatakan, Prabowo sebagai Presiden, mendapatkan banyak kehormatan dengan diundang hadir di berbagai forum.

Undangan kepada Prabowo ternyata ditujukan untuk waktu hampir bersamaan. Ada yang jadwalnya pas, tetapi ada juga yang ternyata bentrok dengan agenda Prabowo.

"Dengan jarak yang lumayan jauh itu titik-titiknya lumayan-lumayan jauh tuh. Ada yang di Kanada, ada yang di Singapura, ada yang di St. Petersburg. Pemerintah kita tentu menghargai undangan-undangan ini karena ini sebuah kehormatan terhadap pemerintah Indonesia," kata Hasan di kantor PCO, Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).

Menurut Hasan, undangan kepada Indonesia untuk hadir di KTT G7 menunjukkan betapa pentingnya kehadiran Indonesia di kancah global. Sebab, tidak banyak negara yang diundang hadir di KTT G7.

"Mungkin hanya 4 atau 5 negara selain anggota G7 yang diundang ke forum tersebut," imbuhnya.

Meski demikian, pada saat bersamaan, jadwal kepala negara untuk berkunjung ke Rusia sudah dipersiapkan.

Hasan mengatakan, undangan dari pemerintah Rusia untuk Prabowo menghadiri St. Petersburg International Economic Forum sudah sejak beberapa bulan lalu, antara Maret atau April.

Hal ini yang menjadi alasan Prabowo absen di Kanada dan melanjutkan perjalanan ke Rusia, usai mengikuti pertemuan bilateral tahunan Leaders’ Retreat di Singapura.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Dianggap Berhasil Berantas Korupsi? Ada Fakta Pahit di Baliknya!

"Presiden juga akan berpidato di sana. Waktunya bentrok, waktunya beririsan dengan waktu pelaksanaan G7 Summit di Kanada. Sementara undangan dari pemerintah Kanada itu baru awal Juni kemarin. Dalam waktu yang juga hampir bersamaan, kita sudah dijadwalkan menghadiri, presiden sudah dijadwalkan menghadiri annual retreat di Singapura," jelasnya.

Melihat adanya undangan kunjungan kenegaraan pada waktu bersamaan, pemerintah Indonesia memilih mendahulukak komitmen yang telah dibuat lebih awal.

"Karena komitmen dengan Rusia sudah dibuat jauh-jauh hari. Komitmen dengan pemerintah Singapura juga sudah dibuat. Ini kan jadwal tahunan dan juga sudah dipersiapkan lama," ungkap dia.

Tetap Non Blok

Hasan menegaskan, pemilihan untuk mendahulukan kunjungan kenegaraan oleh Presiden Prabowo ke negara tertentu atas dasar pertimbangan jadwal semata.

Tidak menggambarkan sikap Indonesia untuk condong ke salah satu blok.

"Mungkin yang perlu ditekankan dari pertanyaan tadi, kita ini kan politik luar negerinya bebas aktif. Jadi tidak condong ke blok manapun," tambahnya.

"Kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada," dia kembali menegaskan.

Menurut Hasan, Indonesia akan bergabung dengan berbagai forum dan berbagai klub di dunia berdasarkan kepentingan nasional.

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan harapannya agar Danantara, lembaga pengelola investasi strategis milik Indonesia, dapat meniru model dan kesuksesan Temasek Holdings.
Presiden Prabowo Subianto. 

"Bukan berdasarkan hubungan baik atau hubungan buruk negara-negara lain. Jadi kalau kita bergabung dengan BRICS, misalnya bukan berarti kita lebih condong ke salah satu blok," ujarnya.

"Karena dalam waktu yang bersamaan, kita baru saja awal Juni ini juga baru saja menyelesaikan satu step penting, satu milestone penting dalam proses keanggotaan kita menjadi calon anggota OECD," kata dia.

Presiden Prabowo Bertolak ke Rusia

Usai menyelesaikan rangkaian kunjungan kenegaraan selama dua hari di Singapura, Prabowo bertolak menuju Rusia pada Senin malam.

Kepala negara bersama rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base sekitar pukul 22.45 waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng, serta Duta Besar RI di Singapura Suryo Pratomo dan Atase Pertahanan KBRI Singapura Kolonel Hendra Supriyadi turut melepas keberangkatan Prabowo.

Seperti diketahui, sejak pagi waktu Singapura, Prabowo telah melakukan sejumlah agenda kenegaraan.

Pertama, Prabowo menghadiri upacara penyambutan kenegaraan di Parliament House. Kedatangan Prabowo disambut langsung Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam.

Setelah upacara penyambutan, Prabowo melakukan pertemuan bilateral tahunan Leaders’ Retreat dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

Prabowo mengatakan momentum Leaders’s Retreat kali ini sebagai tonggak penting dalam babak baru hubungan bilateral kedua negara.

Momen istimewa mewarnai kunjungan kenegaraan Prabowo di Singapura. Prabowo berkesempatan memberikan nama anggrek hasil persilangan "Paraphalanthe Dora Sigar Soemitro”, sebagai penghormatan kepada almarhumah ibundanya.

“Nama anggrek tersebut dipilih langsung oleh Presiden Prabowo sebagai bentuk penghormatan kepada almarhumah ibunda tercinta, Dora Sigar Soemitro,” kata Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (17/6/2025).

Sementara itu, terkait kunjungan Prabowo ke Rusia, Teddy menjelaskan kunjungan kenegaraan tersebut dalam rangka memenuhi undangan langsung Presiden Vladimir Putin.

Selain melakukan kunjungan kenegaraan, Prabowo dijadwalkan menjadi pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum 2025.

“Kunjungan kenegaraan ini merupakan kunjungan yang sangat strategis untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Rusia. Dan tentunya, ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara besar, semakin dipandang di mata dunia, terutama di tengah berkembangnya berbagai tantangan global yang sedang meningkat," kata Teddy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI