Hidup di Pengasingan, Ini Sosok Putra Mahkota Iran yang Serukan Perlawanan Gulingkan Rezim Khamenei

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 18 Juni 2025 | 16:06 WIB
Hidup di Pengasingan, Ini Sosok Putra Mahkota Iran yang Serukan Perlawanan Gulingkan Rezim Khamenei
Sosok Reza Pahlevi, mantan Putra Mahkota Iran. (bidik layar video)

2. Pemisahan Agama dan Negara: Salah satu pilar utama platformnya adalah menciptakan Iran yang sekuler, di mana agama tidak mendikte hukum dan kebijakan negara.

3. Hak Asasi Manusia: Menjunjung tinggi hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan kesetaraan gender, yang sejalan dengan semangat gerakan protes "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" (Woman, Life, Freedom).

4. Referendum: Poin terpenting dalam visi politiknya adalah referendum bebas dan adil. Ia berulang kali menyatakan bahwa rakyat Iran harus diberi hak untuk memilih bentuk pemerintahan mereka sendiri, apakah itu monarki konstitusional (seperti di Inggris atau Spanyol) atau republik.

Sikap tersebut membuatnya lebih pragmatis di mata sebagian kalangan, karena ia tidak memaksakan pemulihan monarki, melainkan menyerahkan keputusan akhir kepada rakyat.

Peran dalam Gelombang Protes

Sejak meletusnya protes besar-besaran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini pada September 2022, peran Reza Pahlavi menjadi semakin signifikan. Ia bertindak sebagai salah satu duta internasional utama bagi gerakan tersebut.

Ia aktif bertemu dengan para pemimpin dunia dan anggota parlemen di Eropa dan Amerika Utara, mendesak mereka untuk meningkatkan tekanan terhadap Republik Islam dan mendukung para pengunjuk rasa.

Pahlevi juga aktif menggunakan platform media sosialnya yang memiliki jutaan pengikut dan wawancara dengan media internasional, ia menyuarakan tuntutan para demonstran di Iran kepada audiens global.

Pahlavi berusaha menyatukan faksi-faksi oposisi Iran yang terpecah-belah di diaspora. Ia menjadi salah satu penggagas "Piagam Solidaritas dan Aliansi untuk Kebebasan," sebuah dokumen yang ditandatangani oleh berbagai tokoh oposisi untuk menyatukan langkah menuju Iran yang demokratis.

Baca Juga: CEK FAKTA: MUI Dukung Israel Serang Iran, Sebut Syiah Kafir Halal Dimusnahkan, Benarkah?

Tantangan dan Kritik

Meskipun populer di kalangan sebagian warga Iran yang merindukan era sekuler sebelum 1979, Reza Pahlavi juga menghadapi tantangan dan kritik.

Namanya tidak bisa dilepaskan dari pemerintahan ayahnya, yang meskipun membawa modernisasi, juga dikritik karena praktik otoriter dan keberadaan polisi rahasia SAVAK.

Selain itu, banyak kelompok oposisi, terutama yang berhaluan republik, menolak gagasan monarki dalam bentuk apa pun dan curiga bahwa ia bertujuan mengembalikan kekuasaan dinastinya.

Para kritikus juga mempertanyakan seberapa besar pengaruh riilnya di dalam Iran, mengingat ia telah hidup di pengasingan selama lebih dari empat dekade.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI