Bombardir Iran Tanpa Restu Kongres AS, Trump Terancam Dimakzulkan

Yohanes Endra Suara.Com
Minggu, 22 Juni 2025 | 13:41 WIB
Bombardir Iran Tanpa Restu Kongres AS, Trump Terancam Dimakzulkan
Donald Trump Bombardir Iran Tanpa Restu Kongres AS. [Instagram]

Hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan anggota parlemen dan pakar hukum mengenai sejauh mana kewenangan presiden dalam situasi seperti ini.

Tindakan serupa di masa lalu, seperti pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani pada 2020, dibenarkan atas dasar kepentingan nasional.

Namun, seperti yang ditunjukkan Casten, interpretasi hukum semacam ini sangat abu-abu.

Casten menyimpulkan pandangannya dengan menyatakan bahwa dirinya terbuka terhadap gagasan bahwa AS harus menyerang Iran.

"Tetapi saya tidak terbuka terhadap gagasan bahwa Kongres menyerahkan semua kewenangan kepada cabang eksekutif. Tidak peduli berapa banyak penjilat di GOP yang berpendapat sebaliknya," ungkapnya.

Senada dengan Casten, Anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez (D-NY) juga menyerukan ancaman pemakzulan.

"Dia (Trump) secara impulsif mengambil risiko melancarkan perang yang mungkin akan menjerat kita selama beberapa generasi. Ini jelas dan mutlak merupakan alasan untuk pemakzulan," ujarnya di media sosial.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Instagram.com)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Instagram.com)

Kritik terhadap tindakan Trump ini tidak hanya datang dari kubu Demokrat.

Anggota DPR dari Partai Republik, Thomas Massie, juga menyatakan bahwa dia menganggap tindakan tersebut tidak konstitusional, meskipun tidak secara langsung menyerukan konsekuensi.

Baca Juga: Viral Video Warga Israel Tolak Tetangga Masuk Bunker saat Serangan Rudal, Warganet Geram!

Serangan ke Iran ini bukanlah tanpa latar belakang. Beberapa minggu sebelumnya, spekulasi telah beredar luas mengenai kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Israel-Iran.

Israel sendiri telah berulang kali mendesak sang Paman Sam untuk membantu mereka.

AS diminta untuk menggunakan pesawat penghancur bunker guna menghancurkan situs-situs bawah tanah yang mereka klaim digunakan untuk pengayaan uranium dan pengembangan senjata nuklir.

Awalnya, Amerika Serikat menolak permintaan tersebut. Namun, Trump tiba-tiba memerintahkan serangan.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa Kongres akan mengambil langkah resmi untuk memakzulkan Trump.

Namun, eskalasi situasi ini dipastikan akan menjadi ujian berat bagi stabilitas politik AS dan hubungannya dengan Timur Tengah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI