Untuk diketahui, Tim SAR gabungan telah berhasil memantau korban menggunakan drone dan tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal memerintahkan agar dilakukan percepatan evakuasi melalui jalur udara menggunakan heli airlifter.
"Kesiapan ada tiga heli dengan spesifikasi airlifter (pengangkutan melalui jalur udara) untuk melakukan operasi evakuasi tersebut," katanya, Selasa (24/6).
Dijelaskan, helikopter pertama disiapkan oleh Mabes TNI bersama Basarnas yang akan tiba hari ini (24/6) sekitar pukul 14.00 WITA di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
Sementara itu satu helikopter lainnya berspesifikasi Medivac (medical evacuation) disediakan pihak asuransi sudah berada terlebih dahulu di BIZAM.
"Satu helikopter lainnya milik PT AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara) berspesifikasi airlifter juga dalam posisi siaga di Sumbawa Barat," terangnya.
Gubernur Iqbal meminta evakuasi melalui jalur udara karena cuaca yang sangat tidak bersahabat.
Apalagi lokasi WNA Brasil yang mencapai kedalaman sekitar 500 meter sangat membahayakan untuk dilakukan evakuasi secara manual.
"Segala upaya akan kita lakukan untuk penyelamatan cepat," ucapnya.
Baca Juga: Tragis di Gunung Rinjani! Pendaki Brasil Ditemukan Meninggal Dunia di Jurang 400 Meter
Diduga Kuat Meninggal
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam siaran persnya, Selasa (24/6/2025) siang mengatakan, laporan terakhir dari Basarnas yang pihaknya terima, tim berhasil menemukan korban dengan visualisasi drone thermal milik Kansar Mataram.
Juliana ditemukan di kedalaman kurang lebih 400 meter dari titik awal jatuhnya korban.
"Diperkirakan korban dalam kondisi meninggal dunia. Saat ini tim persiapan untuk proses evakuasi," kata Widi.
Lebih lanjut dipaparkan bahwa Juliana dilaporkan jatuh ke jurang dalam di area dekat danau kawah Gunung Rinjani.
Ia jatuh saat melakukan pendakian bersama satu pemandu dan lima peserta lainnya