Suara.com - Nama Dahlan Iskan kembali menghiasi panggung hukum Indonesia, bukan karena terobosan bisnis atau kebijakan kontroversialnya, melainkan karena status barunya sebagai tersangka.
Kali ini, tuduhannya adalah dugaan penggelapan, sebuah ironi pahit mengingat citranya sebagai salah satu konglomerat media paling sukses di tanah air.
Status hukum ini tak pelak membuat publik kembali menyoroti pundi-pundi kekayaan yang dimilikinya.
Seberapa besar sebenarnya harta yang dikumpulkan oleh mantan Menteri BUMN ini? Dan dari mana saja sumber kekayaan yang membuatnya menjadi salah satu figur paling berpengaruh di Indonesia?
Jawabannya terletak pada gurita bisnis yang ia bangun selama puluhan tahun dan tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Mengintip LHKPN Terakhir: Harta Ratusan Miliar
Meskipun sudah tidak menjabat sebagai pejabat publik, data LHKPN terakhir yang dilaporkan Dahlan Iskan pada 13 Agustus 2014 saat masih menjabat sebagai Menteri BUMN memberikan gambaran jelas mengenai skala kekayaannya saat itu.
Dilansir dari situs e-LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), total harta kekayaan Dahlan tercatat mencapai Rp 213.136.281.612.
Angka fantastis tersebut terdiri dari berbagai aset, yang menunjukkan diversifikasi investasinya:
Baca Juga: Tiba-Tiba Tersangka? Kuasa Hukum Dahlan Iskan Ungkap Fakta Mengejutkan
Harta Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan): Aset terbesarnya ada di sektor properti, dengan nilai mencapai Rp 10.263.982.000. Aset ini tersebar di berbagai kota strategis seperti Surabaya, Jakarta dan Mojokerto.
Harta Bergerak (Alat Transportasi): Tidak ada
Harta bergerak lainnya: Dahlan memiliki harta kekayaan harta bergerak lain seperti logam mulia, batu mulia dan barang-barang seni dan antik senilai Rp2.500.000.000.
Surat Berharga: Investasinya dalam bentuk surat berharga juga sangat signifikan, mencapai Rp261.234.837.442.
Giro dan Setara Kas Lainnya: Aset likuidnya dalam bentuk giro dan kas tercatat sebesar Rp40.844.427.264.
Hutang: Laporan tersebut juga mencatat adanya hutang dalam bentuk kartu kredit sebesar Rp32.965.094.
Angka-angka ini adalah potret kekayaan satu dekade lalu. Dengan pergerakan bisnis dan inflasi, nilai aset tersebut sangat mungkin telah berkembang pesat hingga hari ini.
Sumber Kekayaan: Dari Wartawan Hingga Raja Media dan Properti
Kekayaan Dahlan Iskan tidak datang dalam semalam. Ia adalah contoh klasik figur yang merintis karier dari bawah. Memulai kariernya sebagai wartawan, naluri bisnisnya yang tajam membawanya ke puncak.
1. Kerajaan Media Jawa Pos Group:
Inilah fondasi utama kekayaan Dahlan Iskan. Ia mengambil alih koran Jawa Pos yang saat itu hampir mati pada tahun 1982 dan mengubahnya menjadi salah satu grup media terbesar di Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, Jawa Pos Group bermetamorfosis menjadi gurita bisnis yang mencakup ratusan media cetak (surat kabar dan majalah) serta stasiun televisi lokal yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Ironisnya, kasus dugaan penggelapan yang kini menjeratnya dilaporkan oleh pihak Jawa Pos, 'rumah' yang pernah ia bangun dan besarkan sendiri.
2. Bisnis Properti:
Kesuksesan media ia manfaatkan untuk merambah bisnis properti. Konsep "Graha Pena" yang menjadi kantor pusat media-medianya di berbagai daerah adalah bukti nyata. Gedung-gedung perkantoran ini tidak hanya menjadi ikon, tetapi juga aset properti komersial yang bernilai tinggi.
3. Pembangkit Listrik dan Energi:
Sebelum ditunjuk menjadi Dirut PLN oleh pemerintah, Dahlan sudah lebih dulu terjun ke bisnis energi. Ia memiliki perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) swasta. Pengalamannya di sektor inilah yang menjadi salah satu alasan ia dianggap layak memimpin BUMN kelistrikan tersebut.
Kasus hukum yang kembali menjerat Dahlan Iskan kini menempatkan seluruh imperium bisnis dan kekayaannya di bawah sorotan tajam.
Publik menanti apakah gurita bisnis dan kekayaan yang dibangunnya puluhan tahun akan tercoreng oleh kasus yang ironisnya datang dari 'rumah' yang pernah ia besarkan sendiri.