Beberapa negara bahkan melarangnya berceramah. Seperti Bangladesh, Inggris, India, Kanada dan Sri Lanka.
Safari dakwahnya di Indonesia, termasuk di Solo, juga tidak luput dari pro dan kontra.
Bagi para pengikutnya, ia adalah singa podium yang berani membela Islam dengan argumen yang kuat. Namun, bagi para kritikusnya, ia adalah figur yang berpotensi memecah belah karena pandangannya yang dianggap eksklusif.
Dua sisi ini—dakwah yang memukau ribuan orang dan kontroversi yang mengikutinya—adalah bagian tak terpisahkan dari profil Zakir Naik.
Panggilan untuk Refleksi
Profil Dr. Zakir Naik lebih dari sekadar berita utama tentang dakwah atau kontroversi. Ia adalah seorang mantan dokter yang menggunakan logika medis dalam beragama.
Ia juga seorang pebisnis sukses yang memilih hidup sederhana. Sekaligus seorang orator yang membangkitkan kekaguman sekaligus kritik tajam.
Terlepas dari apakah Anda setuju atau tidak dengan pandangannya, perjalanannya menawarkan bahan refleksi yang kaya.
Zakir Naik menantang audiensnya untuk bertanya dan berpikir kritis. Sebuah ajakan untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga untuk terus mencari jawaban.
Mungkin, itulah pelajaran terbesar yang bisa diambil dari kehadirannya dalam safari ceramah di Indonesia 2025 ini.
Baca Juga: Zakir Naik Ceritakan Perjalanan Spiritual: Dari Dokter Bedah hingga Ogah Ambil Uang Dakwah
Bagaimana menurut Anda? Apakah pendekatan dakwah berbasis dialog seperti yang dilakukan Dr. Zakir Naik efektif di era modern ini? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah.