Terungkap Alasan Misri Puspita Dibayar Rp10 Juta Semalam di Malam Kematian Brigadir Nurhadi

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 11 Juli 2025 | 12:28 WIB
Terungkap Alasan Misri Puspita Dibayar Rp10 Juta Semalam di Malam Kematian Brigadir Nurhadi
Misri Puspita Sari, perempuan yang terseret kasus kematian Brigadir Nurhadi

Suara.com - Babak baru kasus pembunuhan Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan mengungkap fakta mengejutkan. Salah satu tersangka, Misri Puspita Sari (23), ternyata menerima bayaran Rp10 juta dari Kompol I Made Yogi Purusa Utama, atasan korban, di malam kejadian nahas itu.

Uang tersebut menjadi imbalan bagi Misri untuk menemani Kompol Yogi berpesta dan bermalam di sebuah vila mewah. Lantas, apa sebenarnya peran Misri hingga ia dibayar dengan nominal sebesar itu?

Menurut pengacaranya, Yan Mangandar Putra, kesepakatan itu terjadi sehari sebelum pembunuhan. Kompol Yogi menghubungi Misri yang dikenalnya sejak 2024 dan membujuknya untuk datang ke Lombok.

"Tanggal 15 itu Yogi mengontak Misri, membujuk 'Ayo ke Lombok, temani saya liburan di sini sama di Gili Trawangan'," ujar Yan.

Misri menyetujui tawaran itu dengan kesepakatan semua biaya akomodasi, transportasi, plus jasa sebesar Rp10 juta per malam ditanggung oleh Yogi.

Pesta Narkoba Berujung Petaka

Setibanya di vila, Misri mendapati sudah ada Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra (tersangka lain), dan seorang wanita bernama Melanie Putri yang menemani Haris. Brigadir Nurhadi, sang korban, bertugas sebagai sopir Yogi.

"Jadi Yogi sewa Misri, Haris Chandra sewa Melanie Putri, si almarhum enggak ada perempuan yang dia sewa, dia hanya jadi sopir," tambah Yan.

Malam itu, suasana berubah menjadi liar. Mereka menggelar pesta narkoba, mengonsumsi obat penenang Riklona dan Inex.

Baca Juga: Brigadir Nurhadi Tewas Dicekik, Siapa Eksekutor di Antara 2 Atasan dan Wanita Misterius?

"Mendekati malam, mereka mulai party-nya. Semuanya konsumsi obat. Jadi ada dua jenis obat, yang pertama obat penenang Riklona, dikonsumsi masing-masing satu biji."

"Nah kemudian Inex, masing-masing setengah biji. Akhirnya mereka fly, hilang kesadaran," lanjut Yan.

Di tengah kondisi mabuk, petaka mulai terjadi. Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, sebelumnya menyatakan pemicu keributan adalah korban yang merayu teman wanita salah satu tersangka.

Pengacara Misri membenarkan hal ini. Ia menyebut Nurhadi sempat mencium Melanie Putri, perempuan yang dibawa Ipda Haris.

"Saat semua mengalami kondisi kurang sadar, Misri sempat melihat Nurhadi mendekati sampai menciumi Melanie Putri di atas kolam. Misri menegur Nurhadi dengan mengatakan 'Jangan begitu, itu cewek abangmu'," ujar Yan.

Rekaman Terakhir dan Versi Saling Bertentangan

Sebelum tewas, Misri sempat merekam video terakhir Brigadir Nurhadi. Dalam video 7 detik itu, korban terlihat santai berendam di kolam. Menurut Yan, kliennya merekam karena tingkah Nurhadi terlihat lucu dalam kondisi mabuk.

Namun, setelah pukul 19.55 WITA, Misri mengaku tidak bisa mengingat jelas apa yang terjadi. Waktu antara pukul 20.00 hingga 21.00 WITA inilah yang diduga menjadi momen tewasnya korban akibat dicekik.

Di sisi lain, kubu Kompol Yogi memberikan versi yang sangat berbeda. Pengacaranya, Hijrat Prayitno, membantah kliennya membunuh. Justru, menurutnya, Yogi adalah orang pertama yang menolong Nurhadi.

"Justru Kompol Yogi yang mengangkat korban dari dasar kolam, memberikan bantuan CPR," kata Hijrat.

Hijrat mengklaim bahwa orang yang pertama kali melihat Nurhadi tenggelam adalah Misri, yang kemudian membangunkan Yogi.

"Saksi yang pertama melihat adalah saksi berinisial M (Misri Puspita Sari), yang membangunkan Yogi, 'Bang ada ini (tenggelam)'. Yogi langsung kaget, kan baru bangun, refleks menyelamatkan," ujar Hijrat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI